Insinerator di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) konvensional Sandubaya, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA - Nirkomala
Harianjogja.com, BANTUL–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul bersama kabupaten dan kota di DIY terus membahas tentang pengelolaan sampah dengan sistem waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi listrik.
"Saya belum bisa berkomentar banyak tentang waste to energy itu, karena masih terus dibahas, dan ini kan menyangkut tiga kabupaten. Ada Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih di Bantul, Minggu.
Menurut dia, pengelolaan sampah untuk energi listrik (PSEL) yang nanti dikelola oleh Danantara tersebut minimal mengelola sampah 1.000 ton per hari, sehingga harus ada sampah yang cukup supaya dapat diolah menjadi energi listrik.
Sampah tersebut, kata dia, akan diproses atau dilakukan insinerasi, yang panasnya akan menghasilkan uap. Kemudian, uap menggerakkan turbin, sehingga menghasilkan listrik, yang kemudian listrik tersebut dibeli Perusahaan Listrik Negara (PLN).
"Kan itu proyek nasional, akan tetapi masing-masing kabupaten dan kota terutama tiga daerah, Bantul, Yogyakarta dan Sleman, harus bisa setor sampah minimal 1.000 ton per hari untuk menggerakkan mesin itu agar menghasilkan listrik," katanya.
Meski demikian, kata dia, karena adanya gerakan pengelolaan sampah secara mandiri di Bantul, maka jumlah sampah menurun, termasuk sampah-sampah yang tidak terkelola atau sampah liar mengalami penurunan, yang saat ini hanya mencapai 30 ton per hari.
Sementara, Kota Jogja sekitar 150 ton sampah yang masih perlu penanganan. Sedangkan Kabupaten Sleman, produksi sampah lebih besar lagi, sehingga untuk mendukung waste to energy perlu dilakukan koordinasi lintas wilayah.
"Karena, kalau Bantul sendiri tidak mungkin menyediakan 1.000 ton per hari. Harus tambah dari Yogyakarta dan Sleman, yang itu nanti akan dihitung, Sleman bisa setor sampah berapa, kota berapa, dan Bantul berapa," katanya.
Akan tetapi, kata dia, di wilayah Bantul telah memiliki berbagai program pengelolaan sampah mandiri dan ada investasi sarana prasarana pengelolaan sampah, sehingga dia tidak bisa memastikan bagaimana penerapan waste to energy itu.
"Kalau kepastiannya belum, ini baru diskusi. Baru beberapa hari lalu saya ketemu Bupati Sleman, ketemu Walikota Yogyakarta. Kami baru ngobrol ringan, akan tetapi pengerucutannya nanti beberapa hari lagi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara