Pengusaha Bali Teriak Banyak Pesanan Hotel Dibatalkan, Ini Penyebabnya

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku sektor pariwisata di Bali, utamanya di sektor MICE (meetings, incentives, conventions and exhibitions), mulai teriak imbas pemotongan anggaran pemerintah. Salah satu yang paling terkena imbas adalah perhotelan. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengungkapkan, sudah terjadi banyak pembatalan pemesanan atau booking hotel.

"Banyak dibatalkan bookingan rencana rapat-rapat yang ada di daerah, utamanya terhadap wisatawan MICE. Dan sampai sedikit ekstrem, banyak yang bilang ke saya akan mengurangi pekerja (PHK) di MICE karena meetingnya berkurangan," kata Rai Suryawijaya kepada CNBC Indonesia, Senin (24/2/2025).

Kondisi ini diperparah karena hampir tidak ada konferensi, terutama skala internasional yang digelar di Bali sejak awal tahun 2025 ini.  Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana di awal tahun sudah mulai ada beberapa sub-agenda konferensi besar seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan World Water Forum (WWF).

"Kita mempunyai strategi ketika kehilangan market wisatawan MICE ini dari pemerintah karena efisiensi anggaran, kita sekarang lagi melobi-lobi internasional, melobi event-event itu agar bisa diselenggarakan di Bali khususnya dan di Indonesia," sebut Rai Suryawijaya.

Selain melobi dengan cara business to business dengan pelaku usaha di luar negeri, pengusaha juga melakukan lobi dengan kalangan pemerintah seperti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) serta maskapai agar lebih banyak menambah penerbangan langsung (direct flight) ke Bali.

Jika tidak, maka target pemerintah untuk mencapai hingga 16 juta wisatawan akan sulit tercapai. Pasalnya pemotongan anggaran tersebut bakal membuat acara MICE bakal semakin berkurang.

"Dari wisata MICE saja, menurut perspektif saya ya yang 40 tahun bekerja di sektor pariwisata ketika inilah kita harus mengisi tingkat dunia. Nah ini sangat dilematis. Jadi, target kita ditingkatkan untuk tahun 2025 ini, target pemerintahan pariwisata target kunjungan international tourist datang ke Indonesia kan 16 juta. Jadi Tahun 2024 ditargetkan 14 juta, tapi faktanya mendapat hanya 13,7 juta, ini kan dilematis. Target dinaikkan, anggaran diturunkan," kata Rai Suryawijaya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintah Mau Hemat Anggaran, Pengusaha Hotel "Menjerit"

Next Article Pengusaha Hotel Teriak Anggaran Dipangkas, Minta Belajar dari Jokowi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|