Penyebab Harga Cabai Meledak Sampai Tembus Rp 180.000/Kg Terbongkar

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Awal Ramadan tahun ini diwarnai dengan lonjakan harga cabai di berbagai daerah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai merah terjadi di 224 kabupaten/kota, sedangkan harga cabai rawit naik di 234 kabupaten/kota.

"Apabila kita perhatikan, maka jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga cabai merah itu terdapat di 224 kabupaten/kota. Selain itu, ada 234 kabupaten/kota yang juga mengalami kenaikan cabai rawit," ungkap Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (10/3/2025).

Bahkan di beberapa daerah, lanjut Amalia, harga cabai merah melonjak drastis hingga jauh di atas rata-rata nasional. Kabupaten Nduga mencatat harga cabai merah mencapai Rp180.000 per kilogram (kg), disusul Kabupaten Boven Digoel Rp132.500 (per kg), dan Kabupaten Puncak Jaya Rp130.000 (per kg). Sementara itu, harga rata-rata nasional untuk cabai merah sendiri telah mencapai Rp57.581 per kg, yang sudah melewati batas atas Harga Acuan Pemerintah (HAP).

Kondisi serupa juga terjadi pada cabai rawit. Pada minggu pertama Maret 2025, harga cabai rawit secara rata-rata nasional telah mencapai Rp85.694 per kg, melebihi batas atas HAP.

"Beberapa kabupaten yang tiga teratas ini ada yang outlier, seperti di Kabupaten Nduga, Tarakan, dan Tanjung Selor, yang sudah mencapai Rp180.000 dan di atas Rp150.000 per kg," tambah Amalia.

Petani Cabai. (Dok Kementan)Foto: Petani Cabai. (Dok Kementan)
Petani Cabai. (Dok Kementan)

Sebagai informasi, HAP cabai merah Rp37.000-Rp55.000 per kg, dan HAP cabai rawit merah Rp40.000-Rp57.000 per kg.

Sementara itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Maino Dwi Hartono mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai di awal Ramadan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah berkurangnya pasokan akibat libur panen.

"Kaitan dengan cabai ini, khususnya pas awal puasa kemarin melonjak cukup tinggi, salah satunya karena memang libur petik," kata Maino dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, di beberapa daerah penghasil cabai seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB), ada tradisi libur panen selama 1-3 hari di awal puasa. Selain itu, cuaca yang masih dipengaruhi curah hujan tinggi juga berdampak pada hasil panen cabai, sehingga menyebabkan lonjakan harga di pasaran.

"Jadi tradisi teman-teman di Jawa Timur, di NTB, di daerah lain, begitu puasa, awal puasa nanti 1-2-3 hari petik panen. Dan memang dipengaruhi juga hujan, sehingga memang menjadi lonjakan cukup tinggi. Efeknya mungkin sampai hari ini masih cukup banyak pantauan wilayah yang harganya di atas harga acuan pemerintah," jelasnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diprediksi Kembali Deflasi di Februari 2025

Next Article Kinclongnya Harga Emas, Deflasi Langsung Berganti Inflasi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|