Perang Baru Arab di Depan Mata, Israel Ancam Negara Ini Bakal Tamat

2 months ago 24

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali memberikan pernyataan keras terhadap rival regionalnya, Iran. Hal ini terjadi saat kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Marco Rubio ke negara itu, Minggu (16/2/2025).

Dalam pernyataannya, Netanyahu berjanji untuk "menyelesaikan pekerjaan" melawan Iran dengan dukungan Presiden AS Donald Trump. Ia menyebut Iran telah menjadi sponsor teror nomor satu terhadap Israel.

"Selama 16 bulan terakhir, Israel telah memberikan pukulan telak terhadap poros teror Iran. Di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump... Saya tidak ragu bahwa kita dapat dan akan menyelesaikan pekerjaan itu," kata Netanyahu dikutip CNN International.

Senada dengan Netanyahu, Rubio mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir. Pasalnya, Teheran telah menjadi biang ancaman terhadap Tel Aviv, sehingga kepemilikan negara itu terhadap senjata nuklir merupakan sesuati yang bahaya.

"Penting untuk selalu menekankan bahwa baik kita berbicara tentang Hamas atau Hizbullah, kita berbicara tentang kekerasan di Tepi Barat, atau kita berbicara tentang destabilisasi di Suriah, atau kita berbicara tentang masalah-masalah milisi di Irak, semuanya memiliki satu tema umum di baliknya, Iran," tambah Rubio.

Sebelumnya diketahui, Iran merupakan rival terbesar dengan Israel. Teheran berulang kali memberikan dukungan persenjataan bagi milisi-milisi di Timur Tengah yang menjadi lawan dari Tel Aviv seperti Hizbullah, Houthi, dan Hamas.

Selain itu, Negeri Persia itu dilaporkan tengah mengembangkan sebuah sistem persenjataan nuklir. Meski klaim ini berulang kali ditolak Iran, sejumlah laporan menyoroti kemampuan Teheran memurnikan nuklir hingga 60%.

Di sisi lain, Trump sendiri telah mengambil langkah tekanan maksimum terhadap Negeri Persia. Hal ini ditargetkan untuk menghalangi jalan Teheran untuk mengembangkan persenjataan nuklir.

Meski begitu, Trump juga membuka kesempatan untuk membuat kesepakatan dengan Iran. Walau begitu, sejauh ini Mullah Iran Ayatollah Khomeini masih menolak untuk membuat kesepakatan baru dengan Presiden AS dari Partai Republik itu.

Rencana Serangan ke Iran

Sementara itu, pernyataan Netanyahu ini terjadi sesaat muncul laporan intelijen terkait rencana Israel untuk menyerang Iran. Dalam laporan tersebut, Israel dikatakan akan menyerang fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan mendatang.

Niatan ini juga telah diketahui Amerika Serikat (AS), yang telah memiliki gambaran serangan Tel Aviv ini sejak malam Tahun Baru lalu.

"Direktorat Intelijen Kepala Staf Gabungan dan Badan Intelijen Pertahanan telah menyimpulkan bahwa situs nuklir Fordow dan Natanz Iran dapat menjadi sasaran dalam enam bulan pertama tahun 2025," ujar keterangan beberapa sumber dalam laporan Wall Street Journal (WSJ) yang juga dimuat Russia Today itu.

Israel sendiri dilaporkan yakin bahwa pertahanan udara Republik Islam tersebut terdegradasi oleh serangan pada akhir Oktober. Sumber itu menyebut bahwa Teheran lebih rentan karena kesulitan ekonomi terkait sanksi.

Menurut WSJ, badan intelijen AS saat ini sedang membayangkan dua skenario yakni bahwa Israel dapat meluncurkan rudal balistik dari luar wilayah udara Iran atau menjatuhkan bom penghancur bunker dari pesawat tempur yang terbang di atas target.

"Kedua skenario tersebut mungkin akan membutuhkan dukungan Amerika dalam bentuk pengisian bahan bakar udara serta intelijen, pengawasan, dan pengintaian," tambahnya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Lempar 'Bom' Baru ke Iran

Next Article AS Bakal Kirim Pasukan ke Israel, Bantu Perang Lawan Iran?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|