Perang Baru Trump Bikin Chaos, Ramai-Ramai Bos Industri Buka Suara

2 months ago 28

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium memicu kepanikan di kalangan eksekutif berbagai industri yang sangat bergantung pada kedua logam tersebut. Banyak perusahaan besar, termasuk Ford, Coca-Cola, dan produsen otomotif serta kedirgantaraan, kini berupaya mencari strategi untuk mengimbangi lonjakan biaya akibat kebijakan ini.

Tarif baru ini diumumkan pada Senin (10/2/2025) dan dijadwalkan berlaku pada pertengahan Maret. Namun, sikap Gedung Putih yang kerap mengancam dengan berbagai kebijakan serupa, hanya untuk kemudian membatalkannya, membuat para pemimpin bisnis dan investor menghadapi ketidakpastian besar.

"Ada begitu banyak hal yang tidak kita ketahui. Kita tidak tahu apakah tarif ini akan benar-benar diterapkan. Kita juga tidak tahu apakah akan ada pengecualian bagi perusahaan-perusahaan tertentu," ujar David Gitlin, CEO perusahaan pemanas dan pendingin udara Carrier Global, dalam panggilan konferensi hasil keuangan pada Selasa (11/2/2025), sebagaimana dikutip Reuters.

Banyak perusahaan telah menyusun langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi lonjakan biaya akibat tarif ini.

Coca-Cola mempertimbangkan untuk mengurangi penggunaan kaleng aluminium dan beralih ke kemasan plastik jika harga aluminium melonjak. Saham perusahaan ini naik 3,6% pada Selasa, sementara saham perusahaan wewangian Coty yang juga terdampak justru turun 7,4%.

Ford sedang mempertimbangkan meningkatkan stok suku cadang untuk menghadapi potensi kenaikan tarif impor dari Meksiko dan Kanada. Sebelumnya, Trump berencana memberlakukan tarif tersebut lebih awal di Januari, namun ditunda hingga Maret.

General Motors (GM) mengurangi stok persediaan di pabrik internasionalnya sebesar 30-40% sebelum Trump dilantik kembali pada 20 Januari.

Autoliv, pemasok suku cadang otomotif global, mengatakan akan meneruskan kenaikan biaya akibat tarif ini ke produsen mobil, yang pada akhirnya dapat menyebabkan harga mobil meningkat bagi konsumen.

Ketidakpastian ini bahkan memengaruhi investasi jangka panjang. Toby Gauld, presiden perusahaan suku cadang helikopter Optima Aero, menunda pembelian peralatan senilai US$500.000 dari AS karena takut terkena dampak tarif dan tindakan balasan dari negara lain.

"Delapan bulan dari sekarang adalah ketidakpastian yang sangat besar," ujarnya.

Alasan Trump

Trump beralasan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi baja dan aluminium dalam negeri. Menurut data pemerintah AS, pada 2024, permintaan aluminium AS mencapai 4,3 juta metrik ton, sementara impor mencapai 3,7 juta metrik ton, yang sebagian besar berasal dari Kanada, Meksiko, dan Eropa.

Perusahaan-perusahaan di sektor logam dalam negeri menyambut baik kebijakan ini. Century Aluminum, perusahaan berbasis di Chicago yang memiliki beberapa smelter aluminium di AS, menyatakan dukungan penuh terhadap tarif tersebut.

"Tindakan tegas Presiden Trump akan melindungi keamanan nasional dan membantu menciptakan persaingan yang lebih adil bagi pekerja aluminium Amerika," ujar CEO Century Aluminum, Jesse Gary.

Namun, beberapa eksekutif industri justru memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa berdampak negatif dalam jangka panjang.

"Dibutuhkan strategi jangka panjang untuk meningkatkan produksi aluminium di AS agar kita bisa lebih mendekati swasembada," kata Brian Hesse, CEO distributor aluminium PerenniAL yang berbasis di New York.

Menurutnya, tarif ini akan menyebabkan kenaikan harga di seluruh rantai pasok dan pada akhirnya akan membebani konsumen.

Dampak Ekonomi

Adapun dampak dari kebijakan ini sudah mulai terasa. Sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam tujuh bulan pada Februari, sementara ekspektasi inflasi melonjak, menurut data dari Universitas Michigan.

Selain itu, banyak perusahaan yang mulai menimbun bahan baku untuk menghadapi lonjakan harga akibat tarif. Garry Douglas, CEO North Country Chamber of Commerce, menyatakan bahwa permintaan penyimpanan logistik meningkat tajam.

"Kami berbicara dengan lebih dari 40 produsen dan operator gudang regional dalam beberapa minggu terakhir, dan stok persediaan terus meningkat," katanya.

Data pemerintah menunjukkan bahwa pengiriman kontainer mencapai rekor tertinggi pada Januari, sementara lalu lintas truk lintas perbatasan dari Kanada dan Meksiko meningkat dibandingkan Desember 2022 dan 2023.

Namun, menurut Douglas, tidak ada cara cepat untuk menggantikan pasokan aluminium dan baja dari luar negeri.

"Tidak mungkin tiba-tiba mengganti pasokan domestik, terutama untuk aluminium, karena lebih dari setengahnya berasal dari Quebec," jelasnya.

Meskipun tarif ini secara resmi dijadwalkan berlaku pada Maret 2025, banyak eksekutif bisnis tetap skeptis apakah kebijakan ini benar-benar akan diterapkan atau apakah akan ada pengecualian bagi perusahaan-perusahaan yang melobi Trump.

Pasalnya, Trump memiliki sejarah membuat kebijakan tarif yang akhirnya dibatalkan atau diubah dalam waktu singkat. Contohnya, pada Januari lalu, Trump sempat mengancam mengenakan tarif pada impor dari Kolombia, tetapi membatalkannya hanya dalam 12 jam.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Tunda Perang Dagang, Apa Efeknya ke RI?

Next Article Trump Jadi Presiden AS, Xi Jinping Ancang-ancang Lakukan Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|