Perang Dagang Makin Ngeri, Trump Lempar Bom Baru: Tarif Timbal Balik

2 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal mengeluarkan "bom" baru di perang dagangnya dengan negara-negara dunia. Kali ini, ia berkomitmen untuk mengumumkan "tarif timbal balik" pada negara lain, sebagaimana ditegaskannya Rabu malam waktu setempat.

Ia mengatakan dapat menandatangani perintah eksekutifnya dalam satu harian ini, termasuk Kamis (13/2/2025) pagi. Jika telah resmi, hal itu akan menjadi langkah kontroversial baru Trump, yang dapat membuka medan baru dalam perang dagang.

Dalam pernyataannya Senin, tarif timbal balik ini akan mematikan bahwa AS "diperlakukan secara merata dengan negara lain". Selasa, ia berujar ini adalah "satu-satunya cara yang adil untuk berdagang".

Perlu diketahui, tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang yang diimpor dari negara lain. Sementara tarif timbal balik adalah tarid "balas dendam" di mana penerapat tarif akan dibalas dengan tarif, dengan jumlah yang sama persis.

Menurut data Cato Institute Scott Lincicome, Washington memiliki tarif rata-rata yang relatif rendah pada tarif 2,7 persen pada tahun 2022. Namun tarif lebih tinggi berlaku untuk beberapa sektor sensitif secara politis seperti pakaian, gula, dan truk pikap.

Para analis telah memperingatkan bahwa pungutan semacam itu dapat mengakibatkan kenaikan tarif yang luas bagi negara-negara ekonomi pasar berkembang seperti India dan Thailand. Sebelumnya pada Rabu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan bahwa ia yakin rencana tarif Trump dapat diumumkan sebelum sang presiden bertemu dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi hari ini waktu AS.

Trump sendiri sebelumnya mengecam India sebagai pelaku yang sangat besar dalam perdagangan. Minggu ini, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Kevin Hassett mengatakan kepada CNBC International bahwa India memiliki tarif tinggi yang mengunci impor.

Perlu diketahui, tarif tinggi memang sering kali juga dikenakan oleh negara-negara lebih miskin dalam perdagangan dunia ke negara lebih kaya. Ini digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan dan perlindungan karena mereka memiliki lebih sedikit sumber daya untuk mengenakan hambatan non-tarif seperti proteksionisme regulasi.

Sejak Sejak menjabat pada tanggal 20 Januari, Trump telah mengumumkan pungutan besar-besaran terhadap mitra dagang AS. Rabu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa tarif 25% yang direncanakan Trump untuk semua impor baja dan aluminium akan ditambahkan ke bea masuk yang besar, yang sebelumnya ia umumkan untuk Kanada dan Meksiko.

Pada awal Februari, Trump telah mengumumkan tarif besar-besaran sebesar 25% untuk barang-barang Kanada dan Meksiko, dengan tarif yang lebih rendah sebesar 10% untuk impor energi Kanada. Namun, tak lama setelah membuat pengumuman itu, ia menghentikan pungutan menyeluruh terhadap negara-negara tetangga langsung AS itu selama sebulan karena kedua negara berjanji untuk menerapkan tindakan terhadap imigrasi ilegal dan penyelundupan fentanil.

"Jika tarif tersebut diberlakukan kembali pada akhir tenggat waktu 30 hari, pungutan atas baja dan aluminium Kanada dan Meksiko dapat mencapai 50%," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip AFP.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang Jilid II Ditunda, Investor Sedikit Lega

Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|