Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senantiasa mendorong pertumbuhan keuangan syariah di Tanah Air. Salah satunya diwujudkan melalui penyelenggaraan program Gebyar Ramadan Keuangan Syariah (GERAK Syariah).
GERAK Syariah bertujuan sebagai wadah kampanye literasi dan inklusi keuangan syariah. Selain itu, program ini juga diharapkan menjadi forum kolaborasi dan sinergi seluruh kekuatan ekonomi keuangan syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menilai, literasi keuangan syariah di Indonesia belum semaju literasi keuangan konvensional. Hal ini terlihat dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan di Indonesia.
"Jadi tugasnya Bapak Ibu semua, tentu saja bersama dengan OJK dan para stakeholder yang masuk dalam kegiatan hari ini, itu adalah PR kita semua untuk mengedukasi masyarakat tentang keuangan syariah. Perkuat branding Bapak Ibu untuk dikenal oleh masyarakat kita," ujar Friderica dalam Pembukaan Rangkaian Kegiatan GERAK Syariah 1446 H di AEON Mall BSD City, Minggu (23/2/2025).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, OJK senantiasa mendorong inklusi keuangan secara bersama-sama. Alhasil, literasi dan inklusi keuangan syariah menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak.
"Kalau kita melihat dalam beberapa tahun terakhir ya, keuangan syariah sudah menegaskan potensinya untuk tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Kita semua berterima kasih kepada ayahnya Bu Siti Marifah (Ma'ruf Amin) ya, yang selalu punya komitmen untuk mengembangkan syariah. Indonesia menjadi hub dunia ya, untuk perkembangan kemajuan perkembangan syariah, baik ekonomi maupun keuangan syariah. Ini kalau kita melihat luar biasa perkembangan di sekitar kita, baik itu fashion-nya halal food dan lain-lain itu sangat berkembang pesat," kata dia.
Di sisi lain, Friderica mengatakan, posisi Indonesia di perekonomian dan keuangan syariah tergolong luar biasa dari sisi prestasi dan peringkat. Meski demikian, Indonesia tetap tidak bisa berpuas diri, mengingat sebetulnya potensi pasar keuangan syariah nasional masih sangat besar.
"Jangan sampai Indonesia hanya menjadi market saja, karena kita negara dengan penduduk muslim salah satu terbesar di dunia, jangan sampai Indonesia ini hanya menjadi market. Tetapi kita harus jadi pemain utama, kita mendeliver produk dan layanan keuangan syariah, wisata syariah dan lain-lain itu semua bisa terus dikembangkan," ungkapnya.
Menurut Friderica, ekonomi Indonesia tidak akan bisa maju tanpa didukung oleh sektor jasa keuangan syariah. Berawal dari dukungan industri keuangan syariah, maka bisnis-bisnis lain yang berbasis syariah seperti wisata syariah, halal food, fashion syariah, dan lain-lain juga akan tumbuh dan berkembang lebih cepat.
Friderica melanjutkan, kinerja industri keuangan syariah juga tergolong positif. Dari sisi intermediasi, penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tumbuh 9,9% year on year (yoy) menjadi Rp 643,55 triliun atau sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan nasional. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan syariah tercatat sebesar Rp 753,60 triliun atau tumbuh sekitar 10% yoy, jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang berada dalam kisaran 4%-5%.
Di sisi lain, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah didominasi untuk sektor perumahan (KPR) memiliki proporsi sekitar 23%. Adapun penyaluran pembiayaan syariah untuk UMKM mencapai sekitar 16%-17% dari total pembiayaan syariah.
"Untuk saham-saham yang syariah juga terus meningkat. Jumlah investor yang syariah juga terus meningkat. Ini merupakan satu hal yang positif, yang harus kita dorong," kata Friderica lagi.
Ia berharap agar sosialisasi dan edukasi terkait industri keuangan syariah tidak hanya gencar dilakukan pada bulan Ramadhan, tetapi juga digaungkan sepanjang tahun.
"Jangan cuma gencar di bulan Ramadhan saja, karena sepanjang tahun kita harus terus mengupayakan sosialisasi, edukasi, dan inklusi keuangan syariah," jelasnya.
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi menuturkan, GERAK Syariah 2025 merupakan bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang dicanangkan oleh OJK bersama dengan Dewan Nasional Keuangan Inklusif pada tahun lalu. Gerakan ini juga akan dilanjutkan kembali pada tahun ini secara lebih masif dan kolaboratif lebih merata ke seluruh Indonesia dan melalui berbagai stakeholder yang ada.
"Kegiatan GERAK Syariah tahun 2025 ini kami kembali hadir dengan mengambil tema Ramadan bermakna bersama keuangan syariah yang mengajak peningkatan literasi inklusi keuangan melalui beberapa kegiatan yang salah satunya kita lakukan melalui dua hal," ungkap dia.
Pertama, sambung Ismail, OJK menyelenggarakan kegiatan kajian dan literasi obrolan seputar keuangan syariah bernama KOLAK. Tujuannya untuk meningkatkan edukasi dan literasi seluruh masyarakat yang dikemas dalam bentuk webinar, edukasi, podcast Ramadan, talk show Ramadan, dan diseminasi konten dan informasi melalui berbagai platform media digital dan sosial.
Selanjutnya, OJK aktif melakukan kolaborasi di bidang pendidikan. Dalam hal ini, OJK akan menghadirkan school of sharia yaitu pembekalan kepada para penyuluh agama yang berada di bawah kementerian keagamaan untuk menyeberkan kembali literasi dan berda'wah tentang keuangan syariah pada tahun ini.
"Kedua, kita akan hidupkan dan semarakan dengan kompetisi keuangan syariah di bulan Ramadan karena bulan ini bagian yang tidak terpisahkan untuk menunjukkan kegiatan dan nuansa Ramadan di masyarakat kita yang tetap bertema keuangan syariah," jelas Ismail lagi.
Dia melanjutkan, dalam kegiatan tersebut akan ada sejumlah lomba yang akan dilakukan secara nasional. Di antaranya adalah kultum, keuangan syariah, reels, dan lainnya. Alhasil, setiap pekan dari masing-masing industri keuangan akan menyampaikan juga kuis-kuis yang memberikan hadiah kepada masyarakat.
"Insya Allah kita akan berikan apresiasi kepada para pelaku industri keuangan yang paling gencar melakukan kampanye dan literasi edukasi inklusi selama bulan Ramadan dalam bentuk GERAK Syariah Award dan moga-moga itu adalah tabungan untuk masuk di dalam literasi award yang OJK akan selenggarakan nanti di bulan Agustus yang akan datang," imbuh dia.
Berkaca dari tahun sebelumnya, program GERAK Syariah 2024 digelar secara nasional dengan melibatkan seluruh pelaku industri keuangan dan stakeholder terkait. Kala itu, OJK mampu menggelar sebanyak 742 kegiatan literasi keuangan dan 265 kegiatan inklusi keuangan. Jumlah peserta edukasi atau literasi keuangan tercatat sebanyak 3.057.194 dan jumlah masyarakat terinklusi keuangan syariah telah mencapai 1.175.000 orang.
OJK menyebut, GERAK Syariah 2024 lalu mampu mengintegrasikan keuangan syariah dengan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari adanya 338 kegiatan sosial yang dilakukan oleh pelaku industri keuangan syariah serta penyaluran pembiayaan hampir Rp 7,24 miliar.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 23 Kota Belum Tersentuh Literasi Keuangan, Ini Langkah OJK!
Next Article Perluas Akses Keuangan Masyarakat, Begini Strategi OJK