PLN Bidik Investasi Proyek Energi Hijau di Luar Negeri

9 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) berencana melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri melalui skema investasi minoritas pada sejumlah proyek energi baru dan terbarukan (EBT).

Direktur Utama PLN IP Bernadus Sudarmanta mengatakan bahwa perusahaan tengah menjajaki peluang untuk menjadi minority shareholder di beberapa proyek EBT di luar negeri. Namun demikian, ia belum dapat membeberkan secara detail mengenai proses tersebut.

"Ya kita ada rencana untuk berinvestasi di luar negeri sebagai minority shareholder di beberapa proyek renewable ya di luar. Cuma ini masih dalam tahap penjajakan, kita mungkin belum bisa disclose, tapi ada satu approach ke sana. Ada satu atau dua opportunity yang kita coba dalami," ujarnya di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Menurut dia, sejumlah negara yang tengah dibidik antara lain berada di kawasan Timur Tengah dan Jepang. Ia mengakui meski potensi keuntungan dari investasi luar negeri tidak sebesar di dalam negeri, langkah ini cukup strategis bagi perusahaan.

"Tapi tujuan kita ke luar memang tidak hanya sekedar untuk mencari profitability, tapi itu sebagai lesson learn untuk membangun kompetensi kita untuk menjadi global player waktu itu. Tapi dengan risiko yang terukur," katanya.

Selain itu, Bernadus juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mendapatkan pembiayaan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk menggarap tiga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia. Adapun ketiga proyek tersebut berkapasitas 300 megawatt (MW).

Ketiga proyek ini terdiri dari dua PLTS land based dan satu PLTS terapung. Karena itu, pihaknya menggandeng mitra global dari sejumlah negara untuk menggarap proyek ini.

"ADB yang aku tahu hari ini sudah committed untuk membiayai pendanaan untuk proyek Hijaunesia. Itu hari ini yang akan segera mungkin di launching di 300 MW. Itu di tiga lokasi, dua itu land base, satu itu floating," kata Bernadus.

Ia pun membeberkan total investasi untuk masing-masing proyek diperkirakan mencapai US$ 80 juta hingga US$ 100 juta. Adapun, sejumlah mitra yang akan bergabung dalam proyek tersebut adalah Golden Concord Limited (GCL) dari China, Vena Energy dari AS, Masdar dan ACWA Power dari Arab Saudi.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: 2024, PLN Raih Pendapatan Rp 545,4 T & Laba Rp 17,76 Triliun

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|