Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan listrik negara India, NTPC ,berencana untuk membangun kapasitas tenaga nuklir 30 gigawatt (GW) selama dua dekade mendatang. Sumber menyebut proyek ini tiga kali lebih banyak dari yang diharapkan dengan biaya US$62 miliar atau sekitar Rp1.005 triliun.
Produsen listrik utama negara itu, yang sebagian besar mengoperasikan pembangkit listrik tenaga batu bara, sedang mencari lahan untuk rencana ambisiusnya tersebut. NTPC menargetkan kapasitas nuklir 10 GW tetapi melipatgandakan target tersebut setelah pemerintah bulan ini mengumumkan rencana untuk membuka sektor tersebut bagi investasi asing dan swasta, kata sumber tersebut.
"NTPC berencana untuk memimpin rencana tenaga nuklir India seperti yang dilakukannya di...sektor termal," kata salah satu sumber, seperti dikutip CNBC International pada Selasa (18/2/2025).
"Lokasi yang diidentifikasi menjanjikan dan berpotensi untuk penambahan kapasitas besar."
India telah berkomitmen untuk membangun kapasitas pembangkit listrik non-bahan bakar fosil sebesar 500 GW pada tahun 2030. New Delhi ingin memiliki setidaknya 100 GW kapasitas nuklir pada tahun 2047.
Perlu diketahui, Nuclear Power Corp of India yang dikelola negara saat ini, merupakan satu-satunya operator kapasitas hampir 8 GW di negara tersebut, yang bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 20 GW pada tahun 2032. NTPC telah membangun dua pembangkit listrik 2,6 GW dengan Tenaga Nuklir, satu di Madhya Pradesh dan satu di Rajasthan.
Sumber tersebut juga mengatakan mereka sedang dalam proses mencari persetujuan awal untuk lahan di delapan negara bagian untuk studi terperinci di 27 lokasi. Ini terjadi setelah penolakan publik dan masalah akuisisi telah menghambat ambisi energi atom negara tersebut.
Negara-negara bagian tersebut meliputi Gujarat, tempat asal Perdana Menteri Narendra Modi, di barat, Uttar Pradesh di utara, Madhya Pradesh dan Andhra Pradesh di India tengah, serta Tamil Nadu di selatan. Sumber tersebut mengatakan lokasi tersebut cukup untuk membangun kapasitas setidaknya 50 GW.
Reuters sebelumnya melaporkan perusahaan utilitas dan konglomerat swasta India seperti Tata Power, Vedanta, Reliance Industries, dan Adani Power telah menyatakan minat mereka pada tenaga nuklir. Unit NTPC yang baru dibentuk, NTPC Parmanu Urja Nigam, kemungkinan akan melakukan investasi di sektor tersebut, termasuk melalui kemitraan.
Seorang eksekutif perusahaan mengatakan kepada Reuters minggu lalu bahwa NTPC sedang dalam pembicaraan tentang pembangunan reaktor nuklir kecil dengan perusahaan asing, termasuk dari Rusia dan Amerika Serikat (AS). Sumber tersebut mengatakan mitra potensial termasuk EDF dari Prancis, dan General Electric serta Holtec International dari AS.
EDF mengatakan siap bekerja sama dengan mitra industri India untuk mengembangkan proyek reaktor modular kecil. General Electric dan Holtec tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Viral Tragedi Nahas di Masa Ritual Ziarah Kumbh Mela di India
Next Article Nostradamus 'Cabang India' Ramal Nasib Dunia 2024-2025, Sebut Ini