Pelepasan burun merpati di sela dimulainya Prambanan Shiva Festival: The Month of Shiva for Spiritual, Peace, and Harmony, pada Minggu (9/11 - 2025).
Harianjogja.com, SLEMAN—Prambanan Shiva Festival: The Month of Shiva for Spiritual, Peace, and Harmony resmi diluncurkan pada Minggu (9/11/2025). Festival ini menjadi penanda dimulainya rangkaian kegiatan spiritual selama sebulan penuh di kawasan Candi Prambanan, Sleman.
Kegiatan tersebut mencakup yoga massal, meditasi, seminar budaya, pementasan seni spiritual, hingga puncak perayaan Maha Sivaratri Celebration yang mengajak umat dan masyarakat luas merenungkan nilai kesucian Dewa Siwa sebagai sumber energi kesadaran tertinggi.
Ketua Tim Kerja Prambanan, I Nyoman Ariawan, menjelaskan bahwa festival ini merupakan wujud kebangkitan spiritual di tengah kehidupan modern yang kian cepat dan materialistis.
“Kami ingin menghidupkan kembali Prambanan sebagai ruang spiritual yang menyatukan manusia dengan kesadaran spiritual. Festival ini persembahan suci untuk Siwa, simbol kesadaran dan keseimbangan, sekaligus panggilan untuk menebarkan vibrasi damai bagi semesta,” ujarnya di sela kegiatan.
Ariawan menambahkan, rangkaian kegiatan Prambanan Shiva Festival meliputi Shivaratri, Shiva Temple Run, Spiritual Tour, Pameran Lukisan Spiritual, Parade Budaya Nusantara, serta Malam Mahasivaratri, malam suci pemujaan kepada Dewa Siwa melalui japa, dhyana, dan puja bersama di pelataran candi.
Sekretaris Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, I Ketut Budiasa, menekankan makna universal dari ajaran Siwa yang menjadi dasar festival ini.
“Nilai-nilai Siwa mengajarkan keseimbangan antara cipta, rasa, dan karsa. Melalui festival ini, kita merayakan kesadaran yang menyatukan manusia, alam, dan Tuhan dalam satu harmoni. Inilah esensi spiritualitas Hindu yang relevan bagi perdamaian dunia,” kata Budiasa.
Dari sisi keagamaan, Direktur Urusan Agama Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI, I Gusti Made Sunartha, menilai kegiatan ini sejalan dengan semangat moderasi beragama.
“Prambanan Shiva Festival adalah bentuk nyata moderasi beragama. Ia menggabungkan nilai keagamaan, budaya, dan edukasi dalam satu ruang dialog yang damai,” jelasnya.
Asisten Deputi Event Nasional Kemenparekraf RI, Ni Komang Ayu Astiti, menyebut festival ini menjadi salah satu daya tarik wisata berskala nasional dan internasional. “Event ini dapat meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara maupun mancanegara, khususnya wisata budaya,” terangnya.
Sementara Direktur Komersial InJourney Destination Management, Gistang Richard Panutur, berharap momentum festival ini dapat menampilkan Prambanan sebagai pusat ekonomi berbasis spiritual, di mana ritual suci dan aktivitas pariwisata berjalan beriringan.
“Kami ingin pariwisata berkarakter ini tidak hanya fokus pada spiritualitas, tetapi juga melibatkan masyarakat dan budaya setempat. Festival ini diharapkan memberi pengalaman bermakna bagi wisatawan serta manfaat berkelanjutan bagi lingkungan,” jelasnya.
Dengan mengusung tema “The Month of Shiva for Spiritual, Peace, and Harmony,” Prambanan Shiva Festival mengajak masyarakat menapaki kembali nilai-nilai luhur Siwa: kesadaran, pengendalian diri, dan penyatuan dengan alam semesta. Dimulai dengan Saka Yoga, Prambanan kembali hidup sebagai simbol kedamaian abadi yang tak lekang oleh waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara














































