Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja kembali melanjutkan program bedah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebagai bagian dari komitmen mengurangi tingkat kemiskinan. Pada Minggu (3/8/2025), dua rumah milik warga di wilayah Umbulharjo menjadi sasaran kegiatan ini, yakni rumah milik Prayogi di Kampung Ponggalan, Giwangan dan rumah milik Yudianto di Kampung Dagaran, Sorosutan.
Kedua rumah yang dibedah masuk kategori tidak layak huni. Berdasarkan peninjauan, struktur bangunan yang telah lapuk dan atap bocor membuat rumah ini tak lagi masuk kategori layak huni. Selain itu, akses terhadap sanitasi dan ventilasi juga sangat minim.
BACA JUGA: Lando Norris Juarai F1 GP Hungaria 2025
Prayogi, salah satu penerima bantuan rehabilitasi RTLH hari ini, mengungkapkan bahwa rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, terutama di bagian kamar mandi, dinding, dan atap, hingga air kerap masuk saat hujan turun. Ia pun menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada Wali Kota Jogja, jajaran Pemkot, serta Pamella Supermarket yang turut berkontribusi atas program bedah rumah ini.
Ia berharap bantuan ini bisa membawa perubahan nyata bagi keluarganya. "Semoga rumah yang diperbaiki ini bisa membuat kami lebih nyaman untuk tinggal. Tidak kehujanan lagi,” ujarnya.
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa program bedah rumah rutin dilaksanakan setiap akhir pekan tanpa mengandalkan anggaran pemerintah. Proses perbaikan dilakukan murni lewat kolaborasi bersama warga, komunitas, dan pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan CSR.
Menurut Hasto, hingga saat ini, total sudah ada 21 unit RTLH milik warga prasejahtera di Kota Jogja yang berhasil diperbaiki lewat skema tersebut. Ia menilai pola kolaboratif ini jauh lebih cepat dibandingkan menunggu proses anggaran dari APBD maupun APBN.
“Semua komunitas itu kita gerakan. Bahkan kemarin (ada) yang mengadakan fun run itu sebagian hasil tiketnya untuk bedah rumah. Katakanlah seperti kegiatan JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia) nanti ada kegiatan sosialnya juga bedah rumah,” jelasnya.
“Sehingga tidak hanya para pengusaha seperti hari ini Pamella. Tapi pengusaha-pengusaha lain juga sangat banyak yang bisa kita sentuh. Jadi gotong royong itu menyelesaikan banyak masalah,” terangnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Jogja, Agus Tri Haryono, menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan bagian dari realisasi bantuan CSR dari Pamella Supermarket. Secara total, Pamella berkontribusi untuk rehabilitasi 10 unit RTLH dengan anggaran Rp200 juta, atau Rp20 juta per unit.
Tujuh dari sepuluh unit RTLH yang dibantu berada di wilayah Umbulharjo, tersebar di Kelurahan Semaki, Warungboto, Pandeyan, Sorosutan, Giwangan, Muja Muju, dan Tahunan. Tiga unit lainnya berada di wilayah Kotagede (Kelurahan Rejowinangun dan Purbayan) serta Kemantren Kraton (Kelurahan Panembahan).
Agus menambahkan, berdasarkan data hasil identifikasi Dinas PUPKP Kota Jogja pada 2024, tercatat ada 1.627 RTLH di seluruh wilayah kota. Hingga akhir Juli 2025, jumlah itu tersisa 1.549 unit yang masih perlu penanganan. Melalui pendekatan kolaboratif, pihaknya menargetkan angka tersebut terus berkurang dalam waktu dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News