Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tetap menggarap proyek jalan tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) yang disebut-sebut bakal menjadi yang terpanjang di RI. Sebelumnya muncul keraguan karena proyek ini beberapa kali gagal lelang, termasuk investor awal yang pergi meninggalkan konsorsium.
Namun Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Unsur Pemangku Kepentingan Sony Sulaksono Wibowo mengklaim proyek ini tetap bakal berlanjut terutama dari sisi pembuatan studi kelayakan.
"Saat ini, proyek jalan tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap masih dalam tahap pemutakhiran dokumen studi kelayakan atau Feasibility Study. Proses ini penting untuk memastikan kelayakan proyek dari berbagai aspek," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (19/2/2025).
Proses itu untuk bertujuan mengkaji secara detil karakteristik proyek jalan tol ini, sehingga proses selanjutnya bisa berjalan dengan baik, termasuk dalam tahap lelang kepada investor.
"Tentunya, kami berharap segala proses ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung keberlanjutan dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan perekonomian. Kami akan terus mengupayakan agar proyek ini dapat segera terwujud demi meningkatkan konektivitas dan mobilitas antar daerah," imbuhnya
Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis 108 Km bagian dari mega proyek tol Terpanjang di Indonesia Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) 206 Km. Sebelumnya, sebanyak dua konsorsium peserta lelang untuk proyek senilai Rp 37 triliun tak lolos prakualifikasi.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rachman Arief Dienaputra sebelumnya membeberkan bahwa Tol Getaci masih akan dievaluasi terlebih dahulu karena adanya efisiensi anggaran yang berdampak pada dukungan konstruksi oleh pemerintah pada proyek tersebut.
Foto: Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)
Proyek Jalan Tol Getaci, Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap. (Tangkapan Layar Official Jasa Marga)
"Getaci sama Gilimanuk-Mengwi kita evaluasi terus, Karena itu butuh dukungan konstruksi dari pemerintah. Kemarin saya lapor Pak Menteri, pada saat Ada kebutuhan dukungan yang cukup besar, Itu harus kita evaluasi dulu, Karena kan kita alokasinya sekarang sedang terbatas, apakah dimungkinkan dukungan konstruksi Rp 4 triliun, Rp5 triliun," ungkap Rachman Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis lalu dikutip Minggu (16/02/2025).
Pihaknya pun masih memberikan kepastian soal kapan lelang Tol Getaci akan dilanjutkan. Proyek Tol Getaci dianggap cukup menantang karena bentang geografis pegunungan sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar. Pihaknya akan terus memonitoring serta mengevaluasi proyek tol ini.
"Lebih, Karena Bandung-Garut yang paling mahal. Bandung-Garut itu konstruksinya yang paling mahal karena Lokasinya. Kita evaluasi terus, makanya BPJT nanyain Nanti saya koordinasi Dengan Pak Dirjen Binamarga Untuk nanya ke Pak Menteri, Pak ini kira-kira go or no go? Itu baik itu Getaci maupun Gilimanuk," sebutnya.
Pada pengumuman hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis Nomor: 24/BPJT/L/GTCM/2024, terungkap Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol telah selesai mengevaluasi dokumen prakualifikasi perusahaan/konsorsium dan menetapkan hasilnya.
Hasilnya konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi dan konsorsium PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Overseas Development Shanghai dinyatakan tidak lulus prakualifikasi.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Anggaran Nyaris Dibabat Habis, Infrastruktur Kena Getahnya?
Next Article Tak Laku-Laku Dilelang, Proyek Tol Terpanjang di RI Akhirnya Dipecah