Purbaya Effect: Saham Fundamental Ngegas, IHSG Cetak Rekor

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan saham blue chip kembali bersinar pada perdagangan hari ini, dengan saham-saham emiten milik konglomerat hanya mampu menguat terbatas atau malah mengalami koreksi. Kondisi ini berbalik dari fenomena sepanjang tahun di mana saham-saham blue chip menjadi laggard dan emiten milik Konglomerat RI menjadi movers IHSG.

Lonjakan saham-saham fundamental kuat mengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil ditutup menguat 1,04% pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (9/10/2025) ke posisi 8.250,94. Ini merupakan rekor harga penutupan tertinggi (ATH) terbaru indeks acuan utama domestik RI. Lebih lanjut, indeks bahkan sempat menyentuh level 8.272,63 atau yang merupakan rekor harga perdagangan intraday.

Nilai transaksi hari ini tergolong ramai atau mencapai Rp 30,24 triliun, melibatkan 37,63 miliar saham dalam 3,08 juta kali transaksi.

Saham-saham yang semula menjadi laggard pada awal perdagangan berbalik arah melonjak ke zona hijau setelah Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa menyinggung soal saham gorengan dalam lawatannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini, Kamis (9/10/2025).

Deretan saham himpunan bank negara (himbara) tercatat mengalami kenaikan signifikan hari ini. Saham Bank Tabungan Negara (BBTN) yang sempat naik nyaris 7% ditutup menguat 4,66% ke Rp 1.260 per saham, lalu diikuti dengan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menguat 3,76% lebih ke Rp 3.920 per saham.

Adapun saham Bank Mandiri (BMRI) juga naik 3,76% ke Rp 4.420 per saham dan Bank Negara Indonesia (BBNI) juga terapresiasi 3,55% ke Rp 4.110 per saham.

Sementara itu, saham bank swasta terbesar RI (BBCA) yang kemarin mencatatkan rekor harga terendah dalam tiga tahun, hari ini mampu menguat 2,37% ke Rp 7.675 per saham, dengan saham-saham perbankan utama lainnya ikut menguat, kecuali Permata Bank (BNLI) yang tercatat masih bergerak di zona merah.

Saham non perbankan dengan fundamental baik tercatat juga ikut terkerek, seperti saham Telkom Indonesia (TLKM), Bukit Asam (PTBA) dan Astra Internasional (ASII).

Sementara itu sejumlah saham konglomerat terpantau naik terbatas seperti saham-saham Grup Barito dengan BREN memangkas penguatan signifikan dan tersisa 0,52%. Lalu saham BRPT ditutup datar dan saham CDIA terkoreksi.

Lalu ada saham Grup Lippo, Multipolar Technology (MLPT), yang tiba-tiba menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) atau turun 14,98% ke Rp 191.900 per saham. Saham MLPT diketahui telah mengalami reli panjang tahun ini dan telah melesat 937% sejak awal tahun. 

Kemudian ada dua emiten Grup Sinar Mas, SMMA dan DSSA, yang hari ini berakhir di zona merah. Kedua saham ini juga mengalami reli panjang tahun ini dan menjadi movers atas kenaikan IHSG lebih dari 1.000 poin tahun ini.

Kenaikan saham-saham dengan fundamental bagus salah satunya terjadi setelah kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke Bursa Efek Indonesia (BEI).

Purbaya sempat menyinggung terkait saham gorengan saat berkunjung ke BEI kala direksi Bursa meminta insentif kepada Kementerian Keuangan. Namun, dirinya menegaskan belum akan memberikan hingga kondisi pasar modal Indonesia masih banyak saham gorengan.

"Saya bilang belum saya kasih sebelum dia rapikan kondisi pasar modal kita, dimana banyak yang goreng-goreng tapi santai aja masih lenggang karena investor kecil jadi rugikan," ujar Purbaya, Kamis (9/10/2025).

Dirinya mengungkapkan, dalam waktu dekat permasalahan saham gorengan akan segera diselesaikan, dan setelah itu pihaknya baru akan memikirkan insentifnya seperti apa sesuai dengan permintaan beliau.

Di sisi lain, Purbaya mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal melesat alias to the moon dalam jangka pendek. Hal itu disampaikannya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Intip Deretan Saham Koleksi Asing Kala IHSG Menguat

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|