Purbaya: Kita Ngutang, Bayar Bunga Terus Uangnya Gak Dipakai

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan alasannya gencar bersafari ke kementerian atau lembaga hingga daerah untuk mendorong mereka mempercepat belanja anggaran, dan mengurangi dana mengendap atau yang selama ini sebatas menganggur di bank.

Menurut Purbaya percepatan belanja ini menjadi penting karena setiap dana publik yang menganggur di perbankan, membuat pemerintah harus mengeluarkan uang pembayaran bunga, plus bunga utang bila uang publik itu berasal dari utang.

Dalam sejumlah kesempatan ia mengungkapkan, beban bunga yang harus ditanggung pemerintah terhadap setiap dana menganggur itu bisa mencapai 6%. Beban bunga dana simpanan itu menurutnya malah menjadi bumerang bagi pemerintah sendiri karena APBN nya menjadi rugi bila tak dibelanjakan untuk pembangunan.

"Kan uangnya nganggur. Saya bayar bunga untuk uang yang enggak dipakai dan ekonomi lagi susah enggak kedorong," kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Jakarta, dikutip Selasa (4/11/2025).

Per Agustus 2025, Purbaya mencatat simpanan dana pemerintah pusat di bank masih mencapai Rp 399 triliun, terdiri dari giro Rp 168,5 triliun, tabungan Rp 2,4 triliun, dan simpanan berjangka Rp 228,1 triliun. Pemerintah daerah nilainya Rp 254,3 triliun, terdiri dari giro Rp 188,9 triliun, tabungan Rp 8 triliun, dan simpanan berjangka Rp 57,5 triliun.

Nilai dana menganggur itu kata Purbaya pasti juga ada yang berasal dari utang, selaian penerimaan negara yang berupa setoran perpajakan, hingga penerimaan negara bukan pajak alias PNBP. Bahkan, jumlahnya bisa dikatakan mayoritas.

"Karena setiap rupiah yang kita anggarkan, itu pada dasarnya sebagian utang. Mungkin sebagian besar utang, ada komponen utangnya di situ. Kalau enggak dipakai, saya akan membayar bunga utang untuk uang yang enggak dipakai," tegasnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, tak akan gentar bersafari mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk cepat membelanjakan anggaran yang sudah didesain dalam APBN dan APBD. Ia bahkan mengaku tak peduli bila banyak yang merasa terusik.

"Disebut sama orang lain akhirnya intervensi kebijakan kementerian lain. Saya enggak intervensi kebijakan. Saya hanya datang ke mereka. Program anda apa? Habisin uangnya. Apa yang saya bisa bantu? Kenapa? Kalau enggak kan uangnya nganggur," ucap Purbaya.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Tak Pasti, Bank Dunia Wanti-Wanti Beban Utang RI Bisa Naik

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|