Raksasa Migas Rusia Kena Sanksi AS, Harga Minyak Mendidih

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia kembali melonjak pada Kamis (23/10/2025) pukul 09.25 WIB, setelah Amerika Serikat resmi menjatuhkan sanksi terhadap dua produsen minyak terbesar Rusia - Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC. Berdasarkan Refinitiv, harga Brent (LCOc1) naik ke US$64,08 per barel, sementara WTI (CLc1) berada di kisaran US$59,9 per barel.

Kenaikan ini menandai lonjakan hingga 2,9% dibandingkan sehari sebelumnya, ketika Brent masih berada di sekitar US$62,59 per barel. Sentimen pasar berubah cepat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan sanksi yang menargetkan ekspor minyak Rusia, sebagai upaya menekan Presiden Vladimir Putin agar segera mengakhiri perang di Ukraina.

Langkah Washington ini menjadi titik balik sikap Trump, yang sebelumnya sempat menyatakan akan bertemu Putin dalam waktu dekat untuk mencari solusi damai. Namun kini, Trump menegaskan tak ingin melakukan "pertemuan yang sia-sia" setelah menilai Rusia belum menunjukkan komitmen nyata terhadap perdamaian.

Sanksi AS menyasar langsung jantung industri migas Rusia. Rosneft dan Lukoil - dua perusahaan yang menguasai hampir setengah dari total ekspor minyak Rusia, atau sekitar 2,2 juta barel per hari - kini masuk daftar hitam perdagangan. Pendapatan dari minyak dan gas diketahui menyumbang sekitar seperempat dari anggaran federal Rusia, sehingga tekanan ini bisa berdampak besar terhadap ekonomi Moskow.

Tak berhenti di situ, Trump juga berencana menekan India dan China, dua pembeli utama minyak Rusia pascaperang Ukraina. Dalam konferensi persnya, Trump menyebut akan berbicara langsung dengan Presiden Xi Jinping pekan depan di Korea Selatan untuk membahas pembelian minyak Rusia oleh Beijing. Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi disebut telah berjanji untuk mengurangi pembelian tersebut.

Dari sisi geopolitik global, Uni Eropa juga bersiap mengadopsi paket sanksi baru terhadap Rusia pada Kamis waktu setempat. Menurut keterangan dari Denmark - yang memegang presidensi bergilir Uni Eropa - sanksi ini akan menargetkan 45 entitas, termasuk 12 perusahaan asal China dan Hong Kong yang diduga membantu Rusia menghindari pembatasan perdagangan energi.

Di tengah situasi geopolitik yang memanas ini, harga minyak sempat bangkit dari posisi terendah lima bulan pada awal pekan, yang sebelumnya dipicu oleh kekhawatiran kelebihan pasokan global. Namun, laporan penurunan persediaan minyak mentah AS membantu menenangkan pasar dan mendorong reli harga.

Meski demikian, analis memperingatkan bahwa fundamental pasar minyak masih rapuh. Jika tensi geopolitik mereda, potensi pelemahan bisa kembali muncul karena surplus pasokan global masih menghantui OPEC+ dan negara produsen lainnya.

CNBC Indonesia Research


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Harga Minyak Stabil, Pasar Waspadai Iran & Penurunan Stok AS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|