Rogoh Rp194 T Beli Peralatan Militer, RI Tagih Janji Ini ke Prancis

2 days ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mendesak perluasan hubungan perdagangan dengan Prancis, setelah transaksi pembelian militer Tanah Air tembus hingga 11 miliar euro atau Rp 194,12 triliun.

Hal ini diungkapkan oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri dan Digital Prancis, Eric Lombard dalam pertemuan bilateral pada Rabu lalu (7/3/2025).

Dengan besaran transaksi perdagangan di sektor militer ini, Indonesia harus mengalami defisit perdagangan terhadap Prancis. Defisit neraca perdagangan antara RI dan Prancis mencapai US$ 738,5 juta pada 2023, meningkat tajam dari US$ 248,6 triliun. Maka dari itu, tidak heran, Airlangga menyodorkan permintaan perluasan hubungan dagang dengan Prancis.

Pernyataan Airlangga ini direspons oleh Lombard. Dia menyebutkan negaranya berpotensi untuk meningkat investasi di Indonesia. Menurutnya, ada beberapa proyek yang berpotensi untuk dikerjasamakan seperti HDF Energy untuk proyek hidrogen di Sumba yang bekerjasama dengan PT. PLN, industri satelit melalui korporasi Thales, dan pembangunan kereta api dan lintasannya di mana Prancis akan menyiapkan skema pembiayaannya. Selain itu, Menteri Lombard juga menyebutkan kerjasama terkait infrastruktur LRT di Bandung.

Keduanya pun sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Prancis sehingga dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

"Pertemuan bilateral ini menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kemitraan ekonomi. Hubungan diplomatik Indonesia-Prancis yang sudah menginjak 75 tahun pada tahun ini diharapkan menjadi kesempatan untuk meluncurkan program-program kerja sama baru kedua negara," ungkap Menko Airlangga dalam rilis, dikutip Jumat (7/3/2025).

Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan Indonesia menyelesaikan pembelian 42 unit jet tempur Rafale dari Dassault Aviation Prancis.

Pada tanggal 8 Januari 2024 kontrak pengadaan pesawat tempur Rafale tahap ketiga sejumlah 18 unit secara resmi telah efektif. Sebelumnya Kemhan RI telah mengefektifkan kontrak pengadaan tahap pertama dengan Dassault Aviation, produsen pesawat terbang terkemuka dari Prancis, pada bulan September 2022 sejumlah 6 unit dan bulan Agustus 2023 sejumlah 18 unit. Secara total pengadaan pesawat tempur Rafale oleh Kementerian Pertahanan RI berjumlah 42 unit.

Dengan efektifnya kontrak tahap ketiga ini Dassault Aviation selaku produsen akan langsung memulai proses pembuatan 18 unit tambahan pesawat tempur generasi 4.5 tersebut guna melengkapi total pengadaan 42 unit pesawat untuk Pemerintah Indonesia.

Pesawat Rafale pertama dijadwalkan tiba di Indonesia pada awal 2026. Rafale merupakan pesawat tempur canggih generasi 4.5 yang menjadi salah satu pesawat andalan negara - negara anggota NATO.

Rafale termasuk dalam kategori pesawat omnirole sehingga mampu melakukan berbagai jenis misi mulai dari superioritas udara dan pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan in-depth, pengintaian udara, dan serangan anti-kapal.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Prancis Terpuruk, Krisis Anggaran Mengkhawatirkan

Next Article Airlangga Tiba di Kertanegara, Dipanggil Prabowo Jadi Menteri

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|