Rupiah Melemah ke Rp16.715 per Dolar AS, Sentimen The Fed Disebut Penyebabnya

6 hours ago 2

Karyawan menghitung uang dollar di money changer PT Valuta Artha Mas, ITC Kuningan, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa (4/11/2025) di Jakarta melemah sebesar 39 poin atau 0,215 persen menjadi Rp16.715 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.676 per dolar AS.

Pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Oktober 2025, The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis points (bps) ke kisaran target 3,75–4 persen dari sebelumnya 4–4,25 persen.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Keputusan itu menghasilkan dua dissenting opinion berbeda. Pertama, Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps, konsisten dengan FOMC sebelumnya. Adapun Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga tak berubah.

Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) memang dipengaruhi penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) selanjutnya.

“Sejak pengumuman kebijakan moneter The Fed yang terakhir, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS selanjutnya menurun dari kisaran 94 persen ke kisaran 65 persen,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Pada pagi ini, indeks dolar AS disebut menyentuh level 100, peringkat yang belum pernah disentuh lagi sejak 1 Agustus 2025. Pasar meragukan The Fed akan memangkas suku bunga lagi tahun ini, sehingga mendorong penguatan dolar AS.

“Tentu saja, kebijakan longgar fiskal dan moneter Indonesia, turut memberi tekanan ke rupiah meskipun data neraca perdagangan RI masih surplus,” ujar Ariston.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.600-Rp16.680 per dolar AS.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|