RUPS BNI Mau Rombak Pengurus, Nama Ini Calon Kuat Dirut

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia — Bank pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Menara BNI hari ini, Rabu (26/3/2025) pukul 10.00 WIB. Rapat tersebut akan membahas tujuh mata acara.

Selain dividen, agenda yang juga menjadi sorotan investor adalah perubahan susunan pengurus BNI. Salah satu anggota direksi yang periode kepengurusan berakhir tahun ini adalah Direktur Utama BNI Royke Tumilaar yang diangkat melalui RUPSLB pada 2020. Sebelum menjadi dirut BNI, Royke adalah dirut Bank Mandiri yang diangkat melalui RUPSLB 2019. 

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Wakil Direktur Utama Putrama Wahju Setyawan menjadi kandidat kuat untuk menggantikan posisi Royke. 

Putrama telah lama duduk sebagai bankir di BNI. Sejumlah jabatan penting pernah dia pegang sebelum menjadi wadirut pada 2024, di antaranya direktur bisnis korporasi, direktur treasury dan internasional, dan direktur retail banking. Di antara karirnya di BNI, Putrama juga sempat menjadi direktur utama PT Jaminan Kredit Indonesia (2020–2022).

Adapun bila Putrama naik mengisi kursi dirut BNI, maka ada tiga jabatan kursi direksi yang akan kosong. Dalam RUPST bank BUMN sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)  telah menunjuk Direktur Human Capital and Compliance BNI Mucharom sebagai direktur manajemen risiko.

Kemudian, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini ditarik kembali ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai direktur finance & strategy.

Dividen dan Buyback

Sementara itu terkait dividen, secara historis, rasio dividen BBNI sekitar 40%-50%. Namun untuk tahun ini, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.

Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja RUPS.

Dengan asumsi mengacu rasio tersebut, artinya dividen tunai yang kemungkinan dibagikan BNI berkisar Rp 12,88 triliun sampai dengan Rp 13,95 triliun. Dengan demikian investor diperkirakan akan menerima dividen sekitar Rp 316 hingga Rp 345 per lembar.

Kemudian, agenda yang akan dibahas dalam RUPST adalah pembelian kembali alias buyback saham sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun atau maksimum 10% dari total modal disetor.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan meskipun dalam sepuluh bulan pertama tahun 2024 bank pelat merah itu berkinerja baik secara tahunan, saham BBNI terus mengalami tekanan pada akhir tahun lalu.

Terutama dengan adanya sentimen negatif setelah hasil pemilu di Amerika pada bulan November 2024, yang memberikan tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Tekanan pada saham BBNI juga mulai terasa sebagai dampak concern investor atas kondisi ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makro ekonomi Indonesia seputar kondisi likuiditas dan pelemahan kurs," terang Okki.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kinerja Dharma Satya di 2024 - Laba BNI Januari 2025 Naik 9,7%

Next Article Transformasi BNI Dinilai Bawa Imbas Positif. Bisa Jadi Saham Pilihan?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|