SBY: Situasi Dunia Tak Terlalu Cerah untuk Selamatkan Bumi

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa prihatin terhadap situasi global yang dinilai tidak mendukung upaya penyelamatan bumi dari krisis lingkungan dan perubahan iklim. Menurutnya, saat ini situasi dunia 'tidak terlalu cerah'.

Bukan hanya soal krisis lingkungan, kondisi global saat ini tidak sejalan dengan 'agenda besar' seperti pengurangan kemiskinan hingga ketimpangan sosial untuk mencapai keadilan sosial yang didambakan selama ini.

"Situasi dunia, situasi global tidak terlalu cerah untuk mengimplementasikan agenda besar kita ini, menyelamatkan bumi, mengurangi kemiskinan, dan ketimpangan sejagat, kemudian membuat masyarakat dunia makin sejahtera dalam keadilan yang kita dambakan bersama," ungkapnya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD), di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Bukan tanpa sebab, Presiden ke-6 RI tersebut menyoroti kemunduran kerja sama internasional, terutama akibat menurunnya semangat multilateralisme dan meningkatnya sikap unilateral serta ultranasionalisme di banyak negara. Menurutnya, fenomena ini menghambat kolaborasi global yang seharusnya menjadi kunci dalam mengatasi krisis iklim.

"Why? Ada decline of multilateralism, collaboration, yang ada bahkan sekarang the rise of unilateralism. Banyak sekali yang berpikiran ultranasionalis. Go, every country for itself. Ini dangerous," ungkapnya.

Dirinya menyayangkan bahwa fokus negara-negara dunia kini lebih banyak diarahkan pada kepentingan geopolitik dan militer, dibandingkan isu-isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

"Uang secara global lebih banyak sekarang diarahkan membangun kekuatan militer untuk tujuan pengamanan geopolitik, dan seterusnya. Bukan lagi untuk menangani isu lingkungan, mengurangi communicable diseases around the globe, untuk menyukseskan pembangunan bangsa-bangsa berdasarkan sustainable development concept," imbuhnya.

Meski begitu, dirinya masih optimis bahwa ada peluang untuk mendorong kembali kerja sama global, asalkan ada komitmen dan tanggung jawab dari para pemimpin dunia.

"Mudah-mudahan United Nations, dia kembali, G20, meskipun saya kurang optimis. Semua lah pemimpin betul-betul bersama-sama. Menurut saya pribadi, maaf kalau terlalu keras, kalau ada pemimpin dunia yang tidak percaya buminya mengalami krisis lingkungan, ada yang percaya tapi do nothing," ujarnya.

Dengan begitu, dirinya menekankan bahwa seluruh pemimpin dunia harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru memperparah masalah. Visi, kebijakan, dan kepemimpinan yang efektif menjadi kunci untuk memastikan agenda penyelamatan bumi dapat diwujudkan.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tokoh RI Ini Ternyata Pernah Berjasa Damaikan Thailand-Kamboja, Siapa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|