Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono buka suara menyikapi kepemimpinan periode kedua Presiden AS Donald Trump yang kembali mengambil kebijakan-kebijakan tak kondusif. Saat dunia tengah menghadapi perpecahan akibat konflik geopolitik di berbagai wilayah, mulai dari Timur Tengah, Eropa, hingga Asia Timur.
Menurutnya, kebijakan perang perdagangan melalui pengenaan tarif tinggi terhadap sejumlah barang ekspor mitra dagang utamanya, termasuk untuk komoditas aluminium dan baja, akan membuat iklim pasar dunia terganggu, di tengah melambatnya kondisi ekonomi global.
"Saya lihat Trump makin agresif dengan sejumlah gebrakan, langkah-langkah yang barangkali tidak pernah terbayangkan oleh banyak pihak di dunia ini, tapi itu sekarang terjadi," kata SBY dalam wawancara khusus di program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (17/2/2025).
Sebagai negara dengan kapasitas ekonomi terbesar di dunia, SBY berpendapat setiap kebijakan yang ditempuh pemerintah AS akan mempengaruhi negara-negara lainnya, termasuk Indonesia yang notabene kapasitas ekonominya masih terbatas dan sangat tergantung dengan ekonomi negara-negara maju.
Maka, ketika AS mulai memainkan perang dagang melalui kebijakan tarif yang ditetapkan Trump, ia memastikan volume perdagangan dunia akan menyusut, akibat harga barang di pasar internasional menjadi semakin tinggi dan tidak lagi kompetitif, termasuk untuk-barang-barang dari Indonesia.
"Tidak ada yang namanya perang tarif, perang dagang itu semuanya menang, win-win atau satu win, satu lose. For me, perang dagang itu semua merugi, sehingga lose-lose game," tegas SBY.
Purnawirawan jenderal bintang empat yang menjadi politikus partai Demokrat itu menekankan, Indonesia harus cepat mengambil sikap menghadapi situasi perdagangan dunia yang tidak kondusif itu.
Ia melihat, setidaknya ada dua cara bagi Indonesia untuk merespons kondisi ekonomi global yang tidak kondusif saat ini. Pertama ialah mencari pasar baru untuk memasukkan barang-barang produksi tanah air, dan kedua memperkuat pasar dalam negeri, dengan menjaga daya beli masyarakatnya.
"Oleh karena itu barangkali pemerintahan Presiden Prabowo bisa segera melihat kalau ada goncangan pasar untuk barang-barang ekspor kita di sejumlah negara, mari dicari negara-negara yang boleh dikatakan tidak sangat terdampak oleh perang dagang itu. Misalnya negara-negara ASEAN. Ini sebagai contoh," tuturnya.
SBY berpendapat, ekonomi Indonesia memiliki kekuatan karena pasar domestiknya sangat besar. Terdiri dari 280 juta penduduk yang mayoritas didominasi oleh tenaga kerja produktif. Maka, daya konsumsinya harus terus dipertahankan supaya ekonomi dapat terus tumbuh.
"Menurut saya menjanjikan, ada demand, ada consumption, oleh karena itu, think about sambil terus mencari peluang di pasar global, tolong juga jangan disia-siakan kemampuan pasar domestik kita. Menurut saya dengan itu mudah-mudahan dunia tidak makin berat karena perang dagang menjadi-jadi," ungkap SBY.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Airlangga: PDB RI 2024 Tumbuh Solid Dibanding Singapura Cs
Next Article Video: SBY Tegaskan Tak Pernah Selingkuhi Konstitusi