Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah China membalas resmi soal tarif terhadap AS serta data lowongan kerja di AS yang di bawah konsensus.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,37% di angka Rp16.280/US$ pada hari ini, Rabu (05/02/2025). Posisi ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (04/02/2025) yang menguat 0,55%.
Posisi ini berbanding terbalik dengan kondisi dua hari lalu yang ditutup pada level Rp16.430/US$ bahkan pada intradaynya (03/02/2025), rupiah sempat menyentuh angka Rp16.470/US$.
Apresiasi rupiah terjadi setelah China membalas resmi memberlakukan tarif balasan terhadap sejumlah impor dari Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Langkah China ini terjadi hanya beberapa jam setelah tarif tambahan sebesar 10% yang dikenakan AS terhadap seluruh impor dari China mulai berlaku pada Selasa (4/2/2025), pukul 12:01 pagi waktu setempat.
Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif sebesar 15% untuk batu bara dan gas alam cair (LNG) asal AS, serta tarif 10% terhadap minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis kendaraan.
Hal lainnya yang menjadi pendukung penguatan rupiah adalah angka lowongan pekerjaan di Amerika Serikat yang turun sebanyak 556.000 menjadi 7,6 juta pada Desember 2024, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 8,0 juta, yang mengindikasikan perlambatan bertahap dalam pasar tenaga kerja.
Penurunan terbesar terjadi di sektor jasa profesional dan bisnis (-225.000), perawatan kesehatan dan bantuan sosial (-180.000), serta keuangan dan asuransi (-136.000). Sebaliknya, jumlah lowongan kerja meningkat di sektor seni, hiburan, dan rekreasi (+65.000).
Secara regional, lowongan pekerjaan menurun di seluruh negeri, dengan penurunan terbesar terjadi di wilayah Selatan (-286.000) dan Barat (-250.000).
Dalam periode yang sama, jumlah perekrutan meningkat sebanyak 89.000 menjadi 5,5 juta, sementara total pemutusan hubungan kerja naik 38.000 menjadi 5,3 juta.
Data tersebut membuat DXY terdepresiasi dan rupiah tampak sedikit mengalami penguatan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Anjlok, Dolar Tembus Rp16.400-an
Next Article Jelang Pengumuman The Fed, Dolar AS Turun ke Rp 15.395