Jakarta, CNBC Indonesia - Persentase warga Amerika yang tidak menyetujui kepresidenannya telah meningkat lebih signifikan menjadi 51% dalam jajak pendapat terakhir. Padahal sebelumnya hanya 41% tepat setelah ia menjabat.
Hal ini terungkap dari hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis Rabu. Dikutip Kamis (20/2/2025), jajak pendapat enam hari yang ditutup Selasa menunjukkan hanya 44% responden menyetujui kinerja Trump sebagai presiden, turun dari 45% dalam jajak pendapat tanggal 24-26 Januari.
Ini merupakan penurunan 3% beberapa jam sejak Trump dilantik. Saat menjabat kembali, persetujuan ke Trump mencatat level 47%.
Persentase warga Amerika yang tidak menyetujui kepresidenannya telah meningkat lebih signifikan menjadi 51% dalam jajak pendapat terakhir. Padahal sebelumnya hanya 41% tepat setelah ia menjabat.
Namun, Trump menikmati tingkat persetujuan yang relatif tinggi atas kebijakan imigrasinya, dengan 47% responden mendukung pendekatannya yang mencakup janji untuk meningkatkan deportasi migran yang masuk ke negara tersebut secara ilegal. Persentase tersebut tidak banyak berubah dari bulan Januari.
Namun, persentase warga Amerika yang menganggap ekonomi berada di jalur yang salah meningkat menjadi 53% dalam jajak pendapat terbaru dari 43% dalam jajak pendapat 24-26 Januari. Persetujuan publik atas pengelolaan ekonomi Trump turun menjadi 39% dari 43% dalam jajak pendapat sebelumnya.
Salah satu pilar kekuatan politik Trump adalah keyakinan publik bahwa kebijakannya akan baik untuk ekonomi, lebih baik dari pendahulunya Joe Biden, yang mengakhiri masa jabatannya dengan peringkat persetujuan 34% terhadap ekonomi. Namun, peringkat Trump terhadap ekonomi jauh di bawah 53% yang diperolehnya pada Februari 2017, bulan pertama masa jabatan pertamanya sebagai presiden AS.
Dalam jajak pendapat terbaru, hanya 32% responden yang menyetujui kinerja Trump dalam hal inflasi. Hal ini sejalan dengan laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukkan harga konsumen naik paling tinggi dalam hampir 1-1/2 tahun pada bulan Januari.
Data ekonomi lainnya menunjukkan rumah tangga AS memperkirakan inflasi akan meningkat. Ini menyusul pengumuman Trump pada tanggal 1 Februari untuk tarif tinggi pada impor dari China, Meksiko, dan Kanada.
Sementara pungutan pada Meksiko dan Kanada ditunda hingga Maret, Trump telah menetapkan tanggal 12 Maret sebagai tanggal dimulainya tarif lain pada baja dan aluminium impor. Ia juga telah mengarahkan stafnya untuk merancang tarif timbal balik global.
Sebanyak 54% responden dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos terbaru mengatakan mereka menentang tarif baru pada barang impor dari negara lain, sementara 41% mendukungnya. Peningkatan tarif pada barang China mendapat tingkat dukungan yang lebih tinggi, dengan 49% mendukung dan 47% menentang.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warga As Mulai Panic Buying Akibat Perang Dagang Trump
Next Article Gawat! RI Berpotensi Masuk Radar Perang Dagang Trump