Sentra Buku Kwitang Sunyi Sepi, Nasib Pedagang Bikin Nangis

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Turunnya jumlah pelanggan di sentra toko buku Kwitang, Jakarta Pusat membuat omzet penjualan buku turun drastis. Beberapa pedagang mengungkapkan dahulu ketika masih ramai, mereka bisa mendapatkan penghasilan puluhan juta hingga ratusan juta rupiah dari penjualan buku.

Namun kini, untuk mencapai jutaan rupiah saja tidak pasti, meski menurut beberapa pengakuan pedagang, kondisinya mulai membaik sedikit. Salah satunya diungkap oleh Risna (samaran), di mana setelah pandemi Covid-19, omzetnya sempat turun hingga 80%.

"Ya omzet turun 80%, dulu mungkin bisa dapat Rp 10 jutaan, minimal Rp 500.000 per hari, ada kejual 200 buku sehari, sekarang boro-boro, kejual sedikit sudah alhamdulillah, ya 10 buku sudah bagus, kadang dalam sehari saja engga kejual," kata Risna saat ditemui CNBC Indonesia, Senin (3/11/2025).

Namun kini kondisinya mulai membaik meski belum seperti sebelum pandemi.

"Sekarang alhamdulillah membaik sedikit berkat yang cari buku-buku soal politik," lanjutnya

Selain itu, mulai ada pelanggan yang kembali melirik toko buku fisik di Kwitang karena sudah dibuat kecewa dengan buku di toko online, turut membantu penjualan buku di tokonya.

Sentra toko buku kawasan Kwitang, Jakarta Pusat masih cukup eksis meski kondisinya tak seramai dahulu sebelum makin eksisnya marketplace. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Sentra toko buku kawasan Kwitang, Jakarta Pusat masih cukup eksis meski kondisinya tak seramai dahulu sebelum makin eksisnya marketplace. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Sentra toko buku kawasan Kwitang, Jakarta Pusat masih cukup eksis meski kondisinya tak seramai dahulu sebelum makin eksisnya marketplace. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

"Sama mulai ada orang yang balik lagi ke sini buat cari-cari buku, mungkin karena sudah dibuat kecewa di online, di mana saat pesen covernya bagaimana, tapi pas sampai di rumah, engga sesuai yang dipesan," lanjutnya.

Senada dengan Risna, Tardi (samaran), juga mengungkapkan kondisinya mulai membaik sejak banyak orang yang mencari novel dan buku-buku filsafat.

"Kondisinya mulai mendingan sejak banyak yang cari novel, entah karena apa, sama lagi banyak juga cari buku-buku filsafat, atau sejenisnya lah," kata Tardi.

Ia mengaku omzet penjualannya sempat anjlok nyaris 100%, meski saat ini juga belum sebaik dahulu.

"Kemarin waktu sepi, bisa hampir 100% penurunannya, sekarang sudah lebih mendingan, cuma memang masih belum bisa seperti dulu, yang bisa dapat puluhan juta," terangnya.

Meski begitu, pedagang memilih tetap bertahan karena mereka ingin mempertahankan eksistensi Kwitang sebagai pasar buku.

Selain itu, mulai banyaknya masyarakat yang mencari beberapa buku juga menjadi alasan mereka tetap bertahan.

"Ya bertahan demi nama Kwitang sebagai salah satu pusat buku di Jakarta, kemudian, pasarnya juga masih ada kok, enggak semua hilang, terutama turis asal Malaysia sama Singapura, ya walaupun kebanyakan di akhir pekan," ujar Tardi.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kondisi Terkini Mako Brimob Kwitang, Massa Masih Bertahan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|