SMAN 1 Jogja Setop Pembagian Paket, Operasional SPPG Dihentikan

13 hours ago 2

SMAN 1 Jogja Setop Pembagian Paket, Operasional SPPG Dihentikan Foto ilustrasi Makan Bergizi Gratis berupa sayur, ayam goreng lengkap dengan buah dan susu, dibuat menggunakan Artificial Intelligence - AI.

Harianjogja.com, JOGJA—Sebagian besar siswa yang terdampak keracunan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Jogja telah kembali masuk sekolah pada Jumat (17/10/2025). Pembagian paket MBG sementara dihentikan karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak beroperasi.

Kepala SMAN 1 Jogja, Ngadiya, menjelaskan bahwa data siswa yang tidak masuk pada Kamis (16/10/2025) telah divalidasi ulang (crosscheck) melalui orang tua masing-masing.

“Tidak ada yang opname (rawat inap). Tadi pagi saya cek, yang belum masuk ada empat orang. Terus saya minta guru BK untuk mengunjungi rumahnya,” ujarnya.

Keempat siswa tersebut dipastikan berada di rumah dengan kondisi sudah membaik. Dari empat orang yang tidak masuk, dua di antaranya izin bukan karena keracunan MBG, melainkan sakit flu. “Siswa yang keracunan MBG sudah bisa mengobrol biasa,” paparnya.

Sehari setelah insiden keracunan (Kamis, 16/10/2025), MBG masih dibagikan. Namun, sebanyak 420 siswa tidak mengambil paket MBG. Paket yang tidak diambil ini kemudian dikembalikan ke SPPG. “Kemarin satu kelas hanya mengambil 5-10 siswa, padahal satu kelas 36 siswa. Saya tanya, mereka masih ragu-ragu, masih trauma,” katanya.

Kemudian, atas instruksi Wali Kota Jogja, SPPG yang memproduksi paket MBG tersebut dihentikan operasionalnya. “Dihentikan mulai hari ini sampai dua minggu ke depan. Antara satu minggu sampai dua minggu, tergantung hasil labnya bagaimana dan perbaikannya harus seperti apa. Setelah hasil evaluasi dan perbaikan selesai, mungkin bisa dilanjut lagi,” ungkapnya.

Sebelumnya, sebanyak 426 siswa SMAN 1 Jogja terdampak keracunan paket MBG yang dibagikan pada Rabu (15/10/2025). Para siswa tersebut merasakan sakit perut dan diare pada tengah malam setelah siangnya menyantap paket MBG.

Para siswa terdampak ada yang dirawat di puskesmas atau di UKS sekolah. Sebanyak 33 siswa terdampak tidak masuk sekolah keesokan harinya. Namun, dipastikan tidak ada siswa yang sampai dirawat inap (opname) akibat kejadian ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|