SPBU BP, AKR dan Vivo Lanjut Negosiasi Beli BBM dengan Pertamina

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pemerintah terus berupaya untuk mengatasi menipisnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) milik SPBU swasta. Terutama yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan hingga akhir tahun badan usaha swasta masih didorong untuk memenuhi sebagian kebutuhan BBM-nya melalui pembelian dari Pertamina.

Adapun, dari arahan tersebut, sebanyak tiga badan usaha swasta yakni AKR, BP-AKR dan VIVO disebut telah melanjutkan proses negosiasi dengan Pertamina. "Pertamina juga sudah ada tiga (badan usaha swasta), coba kalau lihat di media itu. AKR, BP-AKR dan VIVO sedang melakukan kelanjutan dari itu," kata Laode di Kementerian Investasi, Selasa (7/9/2025).

Sementara untuk badan usaha swasta seperti Shell, mereka belum melanjutkan skema kerja sama seperti badan usaha lainnya. Pasalnya, Shell masih membutuhkan koordinasi dan diskusi dengan Pertamina.

"Mereka (Shell) membutuhkan konsiderans yang berbeda dengan yang lain, tapi tetap Pertamina masih mempertimbangkan," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) baru saja memanggil sejumlah badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) swasta, seperti Shell, BP-AKR dan ExxonMobil. Pertemuan ini membahas isu kelangkaan pasokan BBM di SPBU swasta.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu menjelaskan pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), serta badan usaha sektor hilir migas termasuk PT Pertamina Patra Niaga.

"Hari ini kami mengundang, khususnya dari hadir di sini ada Dirjen Migas, Kementerian ESDM dan juga teman-teman dari BPH Migas. Dan juga ada para pelaku usaha di sektor downstream oil and gas di pelayanan SPBU. Dalam hal ini ada Patraniaga, kemudian ada Shell, ada dari BP AKR, kemudian Exxon," kata Todotua di tempat yang sama.

Menurut dia, pertemuan ini sebagai respons atas surat yang dikirimkan oleh para pelaku usaha swasta mengenai kepastian dan kelangsungan investasi mereka di Indonesia. Mengingat, para pelaku usaha ini juga sudah mempunyai rencana terhadap investasi mereka kedepannya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Migrasi Besar-Besaran Penikmat BBM Subsidi, Segini Jumlahnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|