Sri Mulyani Bongkar Penyebab Ekonomi RI Tak Capai Target di 2024

2 months ago 29

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,03% untuk sepanjang tahun 2024, meleset dari target yang dicanangkan pemerintah, yaitu sebesar 5,2%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan beberapa hal yang mempengaruhi hal tersebut. Salah satunya ekspor yang melemah pada semester kedua tahun 2024.

"Ekspor melemah pada semester kedua tahun lalu, sementara impor relatif pulih," ujar Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa ekspor berkontribusi sebesar 22,18% terhadap GDP sementara impor berkontribusi 20,39% terhadap GDP.

Sri Mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2024 sangat dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga. Konsumsi, menurutnya, masih menopang pertumbuhan ekonomi pada 2024.

"Permintaan dalam negeri, alhamdulillah, masih tetap kuat dan hal ini menjadi salah satu faktor dimana kebijakan fiskal memegang peranan yang sangat penting dan signifikan untuk menahan tekanan, melawan siklus dan melindungi khususnya masyarakat miskin dan rentan," ujarnya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 meleset dari target akibat dampak ketidakpastian ekonomi global yang turut memicu penurunan harga komoditas.

Kondisi itu menekan salah satu komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni ekspor. Alhasil, ekspor yang tadinya menjadi andalan pertumbuhan menjadi faktor penghambat ekonomi untuk melesat. Sementara itu, komponen sisi pengeluaran PDB lainnya yang masih mampu tumbuh seperti konsumsi rumah tangga hingga investasi.

"Jadi ketidakpastian ekonomi global yang relatif tinggi pada 2024 bagi Indonesia sangat berpengaruh, khususnya harga komoditas yang melandai. Sehingga revenue kita dari ekspor tertahan," kata Airlangga saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Airlangga menekankan, sebetulnya beberapa faktor musiman seperti momen Pemilu atau Pilpres hingga Pilkada yang terjadi pada 2024, hingga kenaikan UMR, dan berbagai program diskon belanja seperti Harbolnas maupun Epic Sale pada momen Nataru 2024-2025, serta diskon tarif tiket pesawat menjadi salah satu faktor pendorong konsumsi selama masa ketidakpastian ekonomi global 2024.

Maka, tak heran bila konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh sebesar 4,94% secara kumulatif pada 2024, lebih tinggi dibanding pada 2023 hanya tumbuh 4,82%. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga masih mampu tumbuh 4,61% dari sebelumnya hanya tumbuh 4,4%.

"Itu program-program yang seluruhnya memberikan daya beli bagi masyarakat untuk berbelanja. Dari sisi pengeluaran makanya seluruh komponennya tumbuh positif," ucap Airlangga.

Ia pun mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan inflasi terendah.

"Kita mungkin saat ini termasuk negara dengan tingkat inflasi terendah, yang jika dibandingkan dengan ASEAN atau G20, hal ini akan menimbulkan rasa iri," ujarnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Masih Surplus Neraca Dagang, PDB 2024 Diramal Bisa Tumbuh 5%

Next Article Video: Terungkap Isi Perbincangan Sri Mulyani dan Prabowo

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|