Strategi Genjot Produksi Migas, RI Sampai Pernah Belajar dari AS

2 months ago 27

Jakarta, CNBC Indonesia - Purnomo Yusgiantoro, Penasihat Presiden Prabowo Urusan Energi, mengungkapkan salah satu tantangan terkait dengan pengelolaan kebutuhan energi nasional adalah perihal cadangan minyak dan gas (migas).

Hal cadangan ini menyangkut soal optimalisasi sumur-sumur tua. Menurutnya, banyak sumur tua di Indonesia yang merupakan peninggalan Belanda perlu dioptimalisasi dan dilakukan konversi.

"Ada beberapa yang sudah diketemukan (cadangan migas) tapi belum produksi. Ini perlu dikembangkan untuk mengkonversi cadangan yang belum terbukti menjadi cadangan terbukti," papar Purnomo dalam acara Special Dialogue Swasembada Energi CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Adapun, untuk meningkatkan lagi produksinya, ada satu teknologi baru, yakni Enchanced Oil Recovery (EOR). Teknologi ini dipakai pada tahun 2000-an dengan menyuntikkan cairan kimia. Teknologi inilah yang mendorong produksi minyak baru di Cepu dan Lapangan Gas Masela.

"Itu semua mungkin satu konstribusi yang besar terhadap produksi minyak dan gas, Migas Non Konvensional (MNK) ini," paparnya.

Kemudian, ada pula temuan, gas alam batu bara atau Coal Bed Methane (CBM). CBM ini adalah suatu bentuk gas alam yang berasal dari batu bara.

"CBM ini kita belajar dari Amerika produksi Amerika 1 juta barel per hari. Ini bisa ditingkatkan MNK," ujar Purnomo. "Skenarionya mengembangkan MNK dan kita punya banyak, kita terus kembangkan ini agar mendukung produksi energi nasional," tegasnya.

Ke depannya, dalam rangka meningkatkan produksi migas nasional, Purnomo menjabarkan bahwa akan ada megaproyek minyak dan gas bumi (migas) yang akan diprioritaskan untuk diselesaikan di era pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Diantara megaproyek migas itu yakni, Blok Migas D Alpha Natuna di Selat Makasar, Blok Kasuri di Papua, LNG Tangguh Train 4 hingga Carbon Captur Storage (CCUS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).

"Saya usulkan proyek prioritas selain RPJMN. D Alpha Natuna di Selat Makasar, Blok Kausri, Tanggung 4 dan CCS/CCUS. Ini Perlu dikembangkan karena potensinya besar," terang Purnomo.

Dia juga menambahkan, bahwa pemerintah juga sudah mencanangkan Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam RPJMN 2025-2029. Diantara proyeknya adalah, Blok Masela di Maluku, Lapangan Andaman di Aceh, pembangunan Pipa Transmisi Semarang tahap ke-2.

"Pengembangan pencadangan energi, bisa ada di bawah tanah, bisa berada di atas tanah sebetulnya. Kemudian, pengembangan bioetanol dari tebu," ungkap Purnomo. Selain itu, pemerintah juga akan memperbesar Refinery Development Master Plant (RDMP) atau Kilang Minyak.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Tarik Investor Kakap-Infrastruktur Gas, PR RI Untuk Swasembada Energi

Next Article Dapat Bagi Hasil Migas Lebih Besar, Investor Happy Tapi..

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|