Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukalapak Tbk (BUKA) memperbarui laporan penggunaan dana hasil penawaran umum alias Initial Public Offeringnya (IPO). Kini, BUKA menyisakan Rp9,33 triliun dari sisa dana hasil IPO-nya.
Angka yang dihimpun dari laporan per Desember 2024 ini telah berkurang sekitar Rp500 miliar dari laporan realisasi penggunaan dana IPO per Juni 2024.
Melansir laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Saham Perdana, BUKA tercatat telah menggunakan Rp11,99 triliun dari total Rp21,9 triliun dana IPO yang dihimpun.
Hingga 30 Desember 2024, BUKA telah menggunakan dana hasil IPO total sebesar Rp11,99 triliun. Dana segar tersebut pun telah diperuntukkan ke tujuh pos pengeluaran.
Rinciannya, sebesar Rp6,9 triliun digunakan sebagai modal kerja perusahaan, dari total rencana penggunaan sebesar Rp8,5 triliun.
Sementara itu, sebesar Rp1,14 triliun dialokasikan untuk modal kerja entitas anak PT Buka Mitra Indonesia, Rp16,9 miliar untuk PT Buka Usaha Indonesia, dan Rp35,6 miliar untuk PT Buka Pengadaan Indonesia. Selain itu, Rp1,05 miliar dimanfaatkan oleh Bukalapak Pte. Ltd., serta Rp1,25 miliar untuk PT Five Jack.
Selain modal kerja, dana IPO senilai Rp3,89 triliun juga digunakan untuk pertumbuhan atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak lainnya.
Di sisi lain, BUKA terpantau belum menggelontorkan dana hasil IPO-nya untuk Modal kerja entitas anak PT Buka Investasi Bersama. Padahal, dalam rencana penggunaan dana IPO, tertulis pos tersebut direncanakan menggunakan dana sebesar Rp106.62 miliar.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan PT Bukalapak Tbk (BUKA) setelah perusahaan tersebut berencana untuk menutup penjualan produk fisik di marketplace. Salah satu poin yang dicecar bursa adalah penggunaan dana hasil Initial Public Offering (IPO).
Pasalnya, sejak resmi melantai di bursa pada 6 Agustus 2021, BUKA masih mencatatkan sisa dana hasil penawaran umum sebesar Rp9,82 triliun per Juni 2024.
Atas hal ini, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya sudah melakukan perintah penjelasan emiten kepada BEI dan juga melakukan hearing. BEI juga telah melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan perseroan.
"Dan kita juga tanyakan mengenai relevansi dana (IPO) yang dihimpun, karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce," ungkap Nyoman kepada wartawan, Kamis, (9/1/2025).
Nyoman menegaskan, pihak Bukalapak telah menjelaskan bahwa Bukalapak tidak menutup semua bisnis e-commerce, melainkan hanya penjualan online produk fisik.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos OJK Hingga Sri Mulyani Buka Perdagangan Perdana Bursa 2025
Next Article Dana IPO Bukalapak Masih Sisa Rp 9 Triliun, Ini Pesan Menohok OJK