Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa sangka kawasan Kwitang, Jakarta Pusat yang dahulu dikenal sebagai sentra toko buku, kini kondisinya makin sepi. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lokasi tersebut pada Senin (3/11/2025), tampak ada beberapa toko yang dikunjungi oleh beberapa pelanggan, ada pula toko lainnya yang cukup sepi tidak ada pelanggan yang datang.
Bahkan, untuk menarik pelanggan, para pedagang terpaksa menurunkan harga besar-besaran, di mana banyak ditemukan harga buku mencapai Rp 10.000. Tak hanya itu saja, ada juga buku yang dijual seharga Rp 5.000.
Untuk buku-buku yang dijual seharga tersebut, kebanyakan merupakan buku anak-anak, majalah anak-anak, komik bekas, dan beberapa novel. Sedangkan untuk buku-buku seperti filsafat, filosofi hidup, ensiklopedia, ilmu pengetahuan dasar, harganya mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000.
Sementara untuk harga buku soal-soal tes kedinasan, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Harga ini pun bisa ditawar oleh pelanggan, selama ditawar masih wajar. Salah satunya yakni Tardi (samaran), di mana harga buku di tokonya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 150.000. Buku-bukunya pun beragam mulai dari novel, komik, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
"Novel, komik, atau ya majalah anak-anak, diobral jadi Rp 10.000 aja, yang filosofi hidup mulai dari Rp 20.000 saja, di toko buku besar enggak bisa segini, dan enggak bisa ditawar juga," kata Tardi saat ditemui CNBC Indonesia, Senin (3/11/2025).
Ia mengaku membanting harga karena memang selain kondisinya bekas tetapi masih layak untuk dibaca, juga agar dapat menarik pelanggan.
Foto: Sentra toko buku kawasan Kwitang, Jakarta Pusat masih cukup eksis meski kondisinya tak seramai dahulu sebelum makin eksisnya marketplace. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Sentra toko buku kawasan Kwitang, Jakarta Pusat masih cukup eksis meski kondisinya tak seramai dahulu sebelum makin eksisnya marketplace. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
"Ya kalau engga kasih harga segini, mana bisa laku, sekarang orang-orang nyari buku selektif soalnya," jelasnya.
Begitu juga Risna (samaran), pedagang buku lainnya mengaku membanting harga demi menggaet pelanggan.
"Sekarang kalau pasang harga enggak jauh dari toko buku besar, orang-orang pasti enggak lirik sini, ini aja sudah banting harga, yang datang juga enggak ramai," kata Risna.
Selain harga, kini masyarakat yang mencari buku di Kwitang juga makin selektif, di mana buku-buku yang cenderung masih ramai dicari yakni filosofi hidup, politik, novel, dan buku soal tes kedinasan.
"Sekarang buku ilmu pengetahuan dasar sudah enggak laku, bahkan majalah anak-anak saja enggak laku, padahal itu harganya sudah dibanting," terangnya.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]


















































