Petani menanam padi di areal sawah terasering desa Bantaragung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA--Sejumlah lahan pertanian di wilayah utara Kabupaten Majalengka tergerus alih fungsi lahan. Meski demikian, daerah tersebut masih surplus produksi padi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Gatot Sulaeman, menyebutkan, saat ini luas lahan pertanian di Kabupaten Majalengka mencapai 30.996,42 hektare.
Adapun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, terluas berada di Kecamatan Ligung mencapai 3.218,19 hektare, Kecamatan Jatitujuh seluas 2.18,11 hektare dan Lemahsugih seluas 1.965,65 hektare. "Walaupun lahan pertanian yang ada di wilayah utara sebagian sudah beralih fungsi menjadi pabrik dan perumahan, tapi capaian gabah masih tetap surplus," ujar Gatot, Jumat (26/9/2025).
Pada 2024, tercatat produksi gabah di Kabupaten Majalengka mencapai 160 ribu ton. Dengan jumlah tersebut, Majalengka turut menyumbang ketersediaan pangan Jawa Barat. Ia menambahkan, selain surplus padi, Kabupaten Majalengka juga surplus jagung. Tahun ini, target produksi jagung mencapai 133.839 ton, dengan luas areal tanam 18.456 hektare.
Gatot menjelaskan, produksi jagung dalam dua tahun terakhir mencapai lebih dari 244 ribu ton. Yakni, sebanyak 112.486 ton pada 2023 dan 132.246 ton pada 2024. “Untuk cakupan lahan pertanian jagung tersebar di Kecamatan Majalengka, Bantarujeg, Maja dan Banjaran," katanya.
Sementara itu, Bupati Majalengka, Eman Suherman, menjelaskan, produksi padi dan jagung di Kabupaten Majalengka turut menyumbang pangan bagi Jawa Barat. Kabupaten Majalengka pun dikenal dengan lahan pertaniannya yang subur dan sistem irigasi yang relatif baik. “Pertanian di Majalengka surplus, terutama pada komoditas padi dan jagung, dengan ditopang oleh lahan yang subur dan sistem irigasi yang baik. Surplus ini menunjukkan produksi melebihi kebutuhan lokal dan memungkinkan pengiriman hasil pertanian ke wilayah luar Majalengka,” kata Eman.