Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan adanya insiden kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja tambang meninggal dunia pada tahun 2025.
Adapun, lokasi kecelakaan kerja berada di PT Bharinto Ekatama, anak usaha dari PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Insani Baraperkasa (IBP), anak usaha dari PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI).
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno membeberkan kronologi kejadian kecelakaan kerja yang menewaskan dua pekerja di PT Bharinto Ekatama.
Tri membeberkan, kecelakaan kerja pertama terjadi pada 9 Juni 2025 pada pukul 21.10 WITA. Korban bernama Agi Saputra yang saat itu tengah mendistribusikan makan malam kepada operator Dump Truck.
Kecelakaan terjadi ketika pekerja bernama Edi Priyanto melakukan manuver unit untuk merapat ke DT SKT 9018 dan menabrak Agi yang dalam posisi tubuh jongkok, sehingga mengakibatkan Agi mengalami luka dan dalam perjalanan menuju RSUD meninggal dunia.
Kemudian, kecelakaan kedua terjadi pada 6 Juli 2025 pukul 23.55 WITA. Korban bernama Pebri Rahmadianto, seorang operator dump truck. Saat itu, Pebri sedang mengoperasikan unit untuk pengangkutan material dari ROM menuju front loading. Dalam proses tersebut, dump truck yang dikendarai korban mengalami kecelakaan.
Akibatnya, kabin pecah kemudian lumpur masuk dan mengisi setengah kabin. Adapun pada pukul 05.12 WITA Pebri berhasil dievakuasi dari dalam kabin DT 801 dan dinyatakan telah meninggal dunia.
Menurut Tri, saat terjadi kecelakaan, kegiatan usaha penambangan dihentikan sementara untuk dilakukan investigasi oleh inspektur tambang.
Sementara itu, untuk kecelakaan kerja yang terjadi di PT Insani Baraperkasa (IBP), kecelakaan terjadi pada Minggu, 23 Februari 2025 sekitar pukul 20.15 WITA di area Disposal Inpit K1 Mahakam, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Peristiwa bermula dari instruksi pengawas agar pekerjaan job pending shift siang dilanjutkan dengan mendorong material overburden ke area disposal. Saat kegiatan berlangsung, terlihat retakan dan terdengar suara longsoran material di area tersebut.
Kejadian longsor kemudian menimbun beberapa unit alat berat dan menyebabkan pekerja tambang menjadi korban, antara lain 2 korban meninggal dunia, 3 korban cedera berat, dan 1 korban cedera ringan.
"Korban ini adalah merupakan sub kontraktor atau kontraktor dari PT. Insani Bara Perkasa, yaitu karyawan Arta bumi sakti. Kemudian saat terjadinya kecelakaan, kegiatan penambangan dihentikan, sementara oleh Inspektur Tambang," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Jangan Kaget, 65% Pasokan Nikel Dunia Ternyata dari Indonesia