Terungkap! Begini Cara Produksi BBM RON 90 Pertalite dan RON 92 Pertamax

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar Bahan Bakar ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri buka-bukaan mengenai proses produksi bahan bakar minyak (BBM) jenis Researc Octane Number (RON) 90 atau Pertalite hingga RON 92 atau Pertamax.

Tri mengatakan, sejatinya proses produksi bensin itu terjadi di fasilitas kilang BBM. Nah, untuk memproduksi bensin di kilang, ada sebuah proses yang dinamakan destilasi yang akan menghasilkan nafta untuk bisa memproduksi bensin jenis RON tinggi maupun rendah.

"Jadi, misalkan di proses di kilang sana ada proses destilasi menghasilkan naphta antara lain ya, antara lain menghasilkan naphta. Tapi RON-nya rendah. Kemudian prosesnya dilanjut, mengolah yang naphta itu tadi dilanjut sehingga akan dihasilkan juga naphta dengan RON yang tinggi," ujar Tri kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (4/3/2025).

Nafta dengan RON rendah disebut sebagai LOMC (Low Octane Mogas Component), sedangkan nafta dengan RON tinggi disebut sebagai HOMC (High Octane Mogas Component).

"Dua macam naphta tadi yang RON-nya bervariasi, yang rendah dari 60 sampai 80, yang atas, yang tinggi itu bisa sampai 90 lebih, itu dicampur atau blending tadi. Untuk mendapatkan spesifikasi tertentu," jelasnya.

Dari proses produksi nafta tersebut, dilanjutkan dengan proses blending atau pencampuran berbagai RON untuk bisa mendapatkan RON sesuai dengan yang dikehendaki. Proses tersebut juga masih dilakukan di kilang BBM.

"Jadi misalnya, mau bikin RON-90, ya sudah naphta yang RON-88 yang ada, kita campur dengan RON-92 dengan perbandingan 1:1. Maka kita campur dapat (hasil) RON-90," papar Tri perihal proses pembuatan BBM RON 90.

Sedangkan untuk proses pembuatan RON 92, kata Tri, dilakukan dengan mencampurkan RON 88 dengan RON 95. "Kalau mau bikin RON-92, yaudah dari naphta yang RON-88, dicampur sama yang naphta RON-95 misalnya. Lalu kita bisa dapat RON-92. Nah itu dilakukan di kilang," terangnya.

Dengan begitu, Tri menegaskan bahwa sebuah kilang tidak akan mengeluarkan jenis BBM yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pemerintah. Dengan begitu, proses pencampuran BBM hanya dilakukan di dalam kilang BBM.

"Lalu kemudian bisa dijual atau boleh keluar dari kilang sebab kalau tidak sesuai dengan spek (Ditjen) Migas, maka bahan bakar itu tidak boleh dijual, tidak boleh diedarkan di Indonesia," tandasnya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ramai Pertalite Dioplos Jadi Pertamax, Ini Jawaban Pertamina

Next Article Detik-Detik Ledakan Dahsyat Truk Tangki BBM, Ratusan Orang Tewas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|