Jakarta, CNBC Indonesia - Data resmi menunjukkan ekonomi Thailand tidak baik-baik saja. Produk domestik bruto (PDB) tumbuh lebih rendah dari yang diharapkan tahun lalu sementara prospek untuk tahun 2025 dibayangi oleh kekhawatiran tentang kebijakan perang dagang dengan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kantor Dewan Ekonomi dan Pembangunan Sosial Nasional (NESDC) mengatakan PDB Thailand tercatat tumbuh 2,5% di 2024. Ini lebih rendah dari perkiraan 2,7% karena sektor manufaktur dan pertanian mengalami kontraksi.
Angka tersebut muncul setelah pemerintah Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra meluncurkan langkah-langkah untuk meningkatkan pertumbuhan. Termasuk meningkatkan upah minimum dan pemberian uang tunai "dompet digital".
"Kinerja yang lesu ini menunjukkan bagaimana Thailand telah mengalami salah satu pemulihan terlemah di Asia dari dampak Covid-19, dengan PDB hanya lebih dari empat persen di atas level sebelum pandemi," kata pengamat dari Capital Economics dalam sebuah catatan, Shivaan Tandon, dikutip AFP, Senin (17/5/2025).
Sementara itu secara kuartalan, mengutip Trading Economics, PDB Thailand 3,2 di kuartal ke-4 (Q4) 2024. Ini di bawah perkiraan 3,8 dalam survei Bloomberg News.
Pariwisata yang krusial memberikan dukungan krusial, dengan jumlah pengunjung mencapai 35 juta, melampaui target pemerintah. Namun, manufaktur menyusut 0,5% sepanjang tahun sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami kontraksi 1,0%.
NESDC mengatakan pertumbuhan tahun ini seharusnya mencapai 2,3-3,3% didukung oleh peningkatan belanja pemerintah, konsumsi domestik, dan pemulihan pariwisata. Namun, NESDC mendesak pemerintah untuk meningkatkan pembicaraan perdagangan dengan Washington saat Trump mengumumkan tarif baru yang menargetkan negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
"Thailand menonjol sebagai salah satu negara di Asia yang paling rentan terhadap rencana Trump untuk memberlakukan tarif timbal balik terhadap mitra dagangnya," kata Tandon lagi.
"Jadi, jika tarif tersebut diberlakukan, ekspor barang Thailand akan terhambat," tegasnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 5 Pekerja Thailand Sandera Hamas Tiba di Bangkok
Next Article Petani di Negara Tetangga RI Bantai 125 Buaya Langka karena Ini