Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca kebijakan Presiden AS, Donald Trump soal tarif dagang atas impor dan bea masuk.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,83% di angka Rp16.430/US$ pada hari ini, Senin (03/02/2025). Posisi ini merupakan yang terendah sejak 21 Juni 2024 atau sekitar tujuh bulan terakhir.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15:01 WIB naik 1,14% di angka 109,6. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin (31/01/2025) yang berada di angka 108,37.
Rupiah tertekan hari ini setelah Trump mengumumkan akan segera mengenakan tarif dagang yang lebih tinggi terhadap China, Meksiko, dan Kanada di pekan ini.
Pada Sabtu (01/02/2025) kemarin, Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China. Sementara itu, sumber daya energi dari Kanada akan menerima tarif sebesar 10%. Sebagai catatan, nilai perdagangan AS dan tiga negara ini mencapai total US$ 1,6 triliun per tahun.
Trump telah lama mempromosikan tarif sebagai cara untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan mitra dagang AS. Dia pun menegaskan kebijakan ini dilakukan demi melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing, dan mendapatkan pendapatan. Di Ruang Oval pada wawancara pada Jumat, Trump mengatakan keputusannya untuk mengenakan tarif pada barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China adalah "murni ekonomi". Namun, para ekonom khawatir hal ini dapat 'menyalakan' kembali inflasi pada saat tampaknya tekanan harga mulai mereda.
Hal ini pada akhirnya membuat DXY melambung sangat tinggi dan menekan mata uang Garuda.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, tekanan kurs ini berpotensi jangka panjang karena dipicu sentimen negatif pelaku pasar keuangan terhadap tak kondusifnya iklim perdagangan global. Disebabkan Presiden AS Donald Trump yang memberlakuan tarif perdagangan sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, kecuali migas Kanada 10%, serta 10% tambahan terhadap China.
"Kelihatannya ini akan jangka panjang karena Kanada dan Meksiko juga berencana mengeluarkan tarif balasan sebesar 25%. Bisa ada eskalasi saling balas ke depan nya," kata David kepada CNBC Indonesia, Senin (3/2/2025).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tarif Impor Trump Bikin Rupiah Anjlok, Dolar Tembus Rp16.400-an
Next Article Rupiah Ambruk, Bank Asing Ini Sudah Jual Dolar Rp 16.000