Trump "Gebuk" Xi Jinping Lagi, Resmi AS Tambah Tarif Baru ke China

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan baru diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke China. Senin sore waktu setempat, ia resmi menandatangai perintah untuk menaikkan tarif impor China 20%.

Hal ini menjadi langkah baru perang dagang Trump ke negeri Presiden Xi Jinping, setelah sebelumnya memberlakukan tarif 10% ke produk impor Tirai Bambu, Februari. Trump menunjuk kegagalan Beijing dalam mengatasi perdagangan gelap fentanil, semacam narkotika yang kini merebak di AS, menjadi penyebab.

"Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah untuk menaikkan tarif impor Tiongkok lebih lanjut," kata Gedung Putih, dikutip dari AFP, Selasa (4/3/2025).

"Perintah tersebut menaikkan tarif yang sebelumnya diberlakukan terhadap China sebesar 10% menjadi 20%, seperti yang dijanjikan Trump," tegas postingan Gedung Putih lagi.

Tarif Kanada & Meksiko Berlaku Selasa

Sementara itu, Trump juga menutup harapan menghindari tarif untuk Kanada dan Meksiko. Sebelumnya di Februari, tarif untuk kedua negara ditangguhkan.

Sama dengan China, ia menyebut kedua negara gagal menghentikan imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba. Selasa ini, kenaikkan tarif untuk barang impor kedua negara di AS akan mulai berlaku.

Menurut analis, pungutan besar-besaran, terutama di Kanada dan Meksiko, akan mengganggu rantai pasokan sektor-sektor utama seperti mobil dan bahan bangunan, sehingga berisiko menaikkan harga konsumen. Hal ini dapat mempersulit upaya Trump untuk memenuhi janji kampanyenya untuk menurunkan biaya rumah tangga.

"Tarif hingga 25% untuk Kanada dan Meksiko sudah siap," tulis AFP mengutip pernyataan Trump.

"Apa yang harus mereka lakukan adalah membangun pabrik mobil, dan hal-hal lain di Amerika, dalam hal ini mereka tidak mengenakan tarif," tambahnya.

Namun impor pertanian akan diberikan waktu berbeda. Di mana tarif baru akan berlaku 2 April.

Kanada sendiri menegaskan siap membalas Trump dengan tarif lain. Meksiko mengatakan negerinya akan mengambil mode "keadaan darurat".

Dampaknya & Tuntutan Hukum

Sejumlah pengamat menilai dampaknya masih harus dilihat. Namun mungkin saja akan ada dampak hukum.

"Masih harus dilihat bagaimana hal ini akan berdampak pada kemungkinan tuntutan hukum," ujar mitra di firma hukum King & Spalding memperingatkan.

Analis JPMorgan memperingatkan bahwa tarif pada hari Selasa akan menciptakan hambatan baru yang signifikan terhadap aktivitas ekonomi. Termasuk meningkatkan biaya konsumen.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kabar Baik Perang Dagang AS-China Dari Trump & Xi Jinping

Next Article Dunia Makin Kacau, China Respons Perang Dagang Jilid II Trump

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|