Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dalam kunjungannya ke Asia pekan ini.
"Saya ingin. Kalau mau diberitakan, saya terbuka untuk bertemu," kata Trump kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One, seraya menambahkan bahwa ia masih memiliki hubungan yang baik dengan Kim.
Trump dikenal memiliki pendekatan yang tidak konvensional terhadap Korea Utara, negara tertutup dengan rezim komunis yang selama ini diisolasi di panggung internasional. Ia sempat mengejek Kim dengan sebutan "little rocket man", namun kemudian mencatat sejarah dengan menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara pada 2019.
Keduanya sudah tiga kali bertatap muka selama masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih, namun gagal mencapai kesepakatan terkait program denuklirisasi. Sejak itu, Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba rudal antarbenua, menurut negara-negara tetangganya.
Ketika ditanya apakah ia mengakui Korea Utara sebagai negara nuklir, Trump menjawab, "Saya rasa mereka semacam kekuatan nuklir. Mereka punya banyak senjata nuklir, saya bisa katakan begitu," katanya, dikutip dari BBC, Minggu (26/10/2025).
Sementara itu, Kim Jong Un menyatakan masih membuka peluang untuk bertemu Trump lagi, asalkan Amerika Serikat menghentikan tuntutannya agar Korea Utara menyerahkan seluruh senjata nuklirnya. "Saya masih memiliki kenangan baik tentang Presiden Trump," ujar Kim dalam pidato bulan lalu, dikutip media pemerintah.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Chung Dong-young mengatakan ada kemungkinan "cukup besar" kedua pemimpin itu akan bertemu saat Trump berada di Korea Selatan untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Meski demikian, seorang pejabat senior AS menyebut pertemuan tersebut belum masuk dalam jadwal resmi Trump.
Foto: Donald Trump Bertemu Kim Jong Un (KCNA via REUTERS)
U.S. President Donald Trump and North Korean leader Kim Jong Un pose at a military demarcation line at the demilitarized zone (DMZ) separating the two Koreas, in Panmunjom, South Korea, June 30, 2019. KCNA via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. REUTERS IS UNABLE TO INDEPENDENTLY VERIFY THIS IMAGE. NO THIRD PARTY SALES. SOUTH KOREA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN SOUTH KOREA. TPX IMAGES OF THE DAY
Trump dijadwalkan memulai perjalanannya di Malaysia untuk menghadiri KTT ASEAN, sebelum bertolak ke Busan, Korea Selatan, pada Rabu mendatang. Di sana, ia akan bertemu Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, yang sebelumnya membahas isu perdamaian di Semenanjung Korea saat berkunjung ke Gedung Putih pada Agustus lalu.
Lee mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan kesepakatan antara Trump dan Kim untuk membekukan produksi senjata nuklir Korea Utara. Selain membahas Korea Utara, Trump juga akan bertemu Presiden Xi Jinping. Pertemuan Trump dengan Xi Jinping akan berlangsung di tengah ketegangan perang dagang antara kedua negara.
Keduanya sebelumnya sepakat menahan diri dari penerapan tarif tiga digit yang saling mengancam sambil mencari kesepakatan dagang.
Namun, gencatan tersebut kini terancam setelah Trump menyatakan akan mengenakan tarif perdagangan sebesar 100% terhadap barang-barang China sebagai respons atas pembatasan ekspor mineral tanah jarang oleh Beijing. Mineral tersebut sangat penting bagi berbagai produk elektronik, dan China saat ini bertanggung jawab atas sekitar 90% ekspor hasil olahan mineral tersebut di dunia.
(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Kim Jong Un Respons 'Kubah Emas' Trump, Dunia Menuju Perang Nuklir


















































