Ucapan Amran Saat Happy Produksi Beras Diramal Melonjak 4,15 Juta Ton

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Amran Sulaiman merespons data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (3/11/2025). Data itu menunjukkan, produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,77 juta ton atau naik 13,54% dibandingkan tahun 2024.

"Hari ini kita mendapatkan kabar gembira, baru saja diumumkan oleh BPS bahwasannya produksi, diprediksi produksi beras kita tahun ini adalah 34,77 juta ton. Artinya ini naik dari tahun lalu 4,15 juta ton atau 13,59%. Ini berkat kerja keras kita semua," ujar Amran saat konferensi pers di Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Tangerang, Banten.

Menurut laporan BPS, peningkatan produksi beras terutama disumbang oleh kenaikan hasil panen pada subround pertama (Januari-April 2025) yang mencapai 14,01 juta ton, naik 26,54% dibandingkan periode sama tahun lalu. Secara keseluruhan, potensi produksi beras hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, terdiri dari 2,94 juta ton angka tetap, 0,45 juta ton angka potensi subround II (Mei-Agustus), dan 0,76 juta ton subround III (September-Desember).

Amran menyebut capaian ini tak lepas dari perbaikan regulasi dan dukungan lintas sektor yang kuat.

"Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih mewakili petani Indonesia kepada Bapak Presiden Republik Indonesia telah mempermudah regulasi, khususnya sarana produksi kepada petani Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan, sejumlah kebijakan pemerintah menjadi terobosan penting bagi sektor pertanian.

"Yang pertama adalah menaikkan HPP beras, yang kedua adalah menurunkan harga pupuk 20%. Itu adalah terobosan luar biasa dan itu kebahagiaan petani kita seluruh Indonesia, khususnya petani pangan, padi, jagung, dan seterusnya," ucap dia.

Cadangan Beras Pemerintah


Lebih lanjut, Amran memastikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog dalam kondisi aman, yakni di angka 3,8 juta ton.

"Kemudian yang kedua adalah, stok kita hari ini, detik ini, 3,8 juta ton. Dan itu kemungkinan akhir tahun 3,1 juta ton, dan itu tertinggi selama merdeka. Nah ini kabar baik," katanya.

Adapun untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Oktober 2025, tercatat sebesar 124,33, sedikit turun 0,02% dibandingkan September 2025. Namun, subsektor tanaman pangan, yang didominasi oleh padi dan jagung, tetap mengalami peningkatan 0,17% menjadi 114,15. Kenaikan harga gabah serta penurunan harga pupuk dinilai menjadi faktor penting dalam menjaga kesejahteraan petani.

Amran menegaskan, peningkatan produksi beras juga berdampak signifikan terhadap pendapatan petani.

"Peningkatan produksi kita adalah 4,15 juta ton. Kemudian kenaikan harga Rp1.500, dari Rp5.000 menjadi Rp6.500. Pendapatan petani NTP-nya naik 124%. Dan nilai rupiahnya adalah, kami hitung tadi Rp122 triliun. Baru padi, belum jagung, belum yang lainnya," paparnya.

Ia optimistis, dengan capaian ini, Indonesia tak lagi perlu melakukan impor beras tahun ini.

"Jadi Insyaallah tahun ini kita hampir pasti tidak ada impor. Sampai detik ini tidak ada impor. Saya yakin satu bulan ke depan Insyaallah tidak ada impor," tegasnya.

Jurus Demi Ketahanan Pangan RI

Ke depan, Amran mengatakan pemerintah telah menyiapkan empat strategi utama untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

"Ke depan, kami ini menganggap insya Allah beras, jagung ke depan, khususnya beras itu aman. Kenapa? Ada empat hal yang kita rintis selama pemerintahan Bapak Prabowo-Gibran," ungkapnya.

Empat langkah tersebut meliputi pencetakan sawah baru seluas 225.000 hektare, program oplah tanam tiga kali setahun di 800.000 hektare lahan, penguatan infrastruktur irigasi, serta pemanfaatan alat dan mesin pertanian modern (alsintan).

"Kemudian yang baru saja terjadi adalah turun harga pupuk 20%. Itu juga mendorong produksi ke depan," kata Amran.

Dengan optimisme tinggi, ia berkeyakinan produksi beras tahun depan berpotensi lebih tinggi lagi, selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem atau bencana besar.

"Hampir pasti, mudah-mudahan tidak ada goncangan, perubahan iklim ekstrem, tahun depan produksi kita hampir pasti lebih tinggi daripada tahun ini," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Mentan Amran Kasih Bukti ke DPR Stok Beras RI Aman

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|