Ulasan Film Sentimental Value: Ketika Rumah, Seni, dan Kenangan Menyatu

4 hours ago 1

Salah satu adegan di film Sentimental Value. Sesuai dengan judulnya, Sentimental Value menyoroti makna nilai sentimental yang bukan diukur dari harga, melainkan dari ikatan emosional yang lahir melalui kenangan pribadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sutradara asal Norwegia, Joachim Trier, menunjukkan kepekaannya dalam menangkap sisi emosional manusia melalui film terbaru, Sentimental Value. Tanpa harus mengandalkan drama berlebihan, Trier menghadirkan pengalaman yang lembut, hangat, dan penuh resonansi emosional lewat detail-detail sederhana yang menyentuh.

Film yang dibintangi oleh Renate Reinsve, Stellan Skarsgård, dan Inga Ibsdotter Lilleaas ini berhasil menghidupkan kisah tentang hubungan ayah dan anak yang retak; serta bagaimana sebuah rumah lama menyimpan lebih banyak cerita daripada sekadar dinding dan perabotan. Sesuai dengan judulnya, Sentimental Value menyoroti makna nilai sentimental yang bukan diukur dari harga, melainkan dari ikatan emosional yang lahir melalui kenangan pribadi.

Trier menggambarkan hal tersebut dengan mengambil latar dunia perfilman, menggunakan seni bukan hanya sebagai bentuk ekspresi, tetapi juga sebagai ruang untuk membuka kesempatan kedua dan mengungkap hal-hal yang selama ini terpendam. Rumah tua keluarga yang menjadi latar cerita turut berperan penting sebagai simbol warisan dan trauma lintas generasi. Bangunan itu menjadi saksi bisu berbagai kenangan, kerinduan, dan luka yang belum sepenuhnya sembuh di antara hubungan para tokohnya.

Melalui karakter Gustav Borg (diperankan oleh Stellan Skarsgård), seorang sutradara yang berusaha memperbaiki hubungannya dengan sang putri setelah bertahun-tahun berjarak, Trier menyoroti usaha manusia untuk memperbaiki masa lalu. Sementara karakter Nora Borg (diperankan oleh Renate Reinsve) dan Agnes Borg (diperankan oleh Inga Ibsdotter Lilleaas) menggambarkan dampak emosional yang ditinggalkan dari hubungan keluarga yang renggang.

Renate Reinsve kembali menampilkan akting yang kuat dan penuh perasaan, mewakili sosok anak yang kesepian, namun diam-diam masih menyimpan harapan akan kehangatan dari sosok ayah yang lama pergi.

Lebih dari sekadar kisah melodrama, Sentimental Value menjadi refleksi tentang bagaimana seni dan kenangan saling terhubung.

Film ini menegaskan bahwa nilai sentimental bukan hanya terdapat pada benda atau tempat, tetapi juga pada ingatan dan emosi yang melekat di dalamnya. Melalui pendekatan yang lembut dan jujur, Trier kembali mengajak penonton merenungkan arti kehangatan, kehilangan, dan kemungkinan untuk memulai kembali hubungan yang sempat retak.

Sentimental Value akan tayang di bioskop Indonesia mulai 24 Oktober 2025 seusai dapat sambutan hangat di Jakarta World Cinema 2025.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|