Uni Eropa Tawarkan Pendanaan untuk Negara Terdampak Tarif Karbon

5 hours ago 1

Emisi karbon (ilustrasi). Uni Eropa menawarkan pendanaan untuk negara yang terdampak tarif karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa tidak akan mencabut kebijakan tarif karbonnya meski menuai kritik dari negara-negara berkembang. Sebagai gantinya, blok tersebut menyiapkan skema bantuan pendanaan jumbo untuk membantu mitra dagangnya beradaptasi dan mempercepat transisi energi.

Melalui program Global Europe senilai 200 miliar euro (sekitar Rp3.500 triliun) untuk periode 2028–2034, Uni Eropa berencana menyalurkan dukungan finansial dan teknis guna membantu negara-negara berkembang mereduksi emisi industri, memperkuat regulasi iklim, dan beralih ke energi bersih. Langkah ini dilakukan untuk meredakan kekhawatiran terkait Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), kebijakan tarif karbon perbatasan yang mulai berlaku tahun depan untuk produk impor beremisi tinggi seperti baja dan semen.

“Seiring CBAM diterapkan secara bertahap, kami bermaksud memaksimalkan kontribusi Global Europe untuk membantu negara berkembang dalam kebutuhan dekarbonisasi dan adaptasi,” tulis Komisi Eropa dalam dokumen prioritas diplomasi iklimnya.

Kebijakan CBAM selama ini menuai protes dari sejumlah mitra dagang utama seperti Brasil, India, dan Afrika Selatan yang menilai kebijakan itu bisa merugikan perekonomian negara berkembang. Mereka khawatir biaya tambahan dari tarif karbon akan menghambat ekspor dan memperlebar kesenjangan perdagangan.

Komisioner Energi Uni Eropa, Dan Jorgensen, menegaskan bahwa blok tersebut tidak akan mundur dari agenda transisi hijau. Namun, Eropa juga akan memperkuat kemitraan melalui investasi bersama, misalnya dalam pengembangan energi terbarukan dan hidrogen di Afrika yang kelak akan diimpor ke Eropa.

“Sepanjang kami bisa membantu negara-negara tersebut, kami sangat terbuka, baik melalui pendanaan maupun bantuan teknis. Kami tidak akan mundur dari transisi hijau, namun kami juga tidak menutup telinga terhadap kekhawatiran para mitra,” ujar Jorgensen.

Selain skema bantuan, Uni Eropa juga berencana melibatkan lebih banyak investor dan sektor swasta dalam diplomasi energi global, termasuk memperluas investasi teknologi bersih di luar negeri. Langkah ini menjadi strategi Eropa untuk menandingi dominasi Tiongkok dalam produksi teknologi hijau seperti baterai dan panel surya.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|