Jakarta, CNBC Indonesia - Tren yang saat ini muncul di berbagai sosial media dengan tagar #KaburAjaDulu terus meluas. Adapun tagar itu merupakan bentuk kekecewaan anak muda terhadap kondisi di dalam negeri saat ini.
Banyak yang merasa sistem ekonomi tidak berpihak, sulit mendapatkan pekerjaan, dan ada ketidakpastian dalam karier. Hal ini pun menuai komentar dari pemerintah.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Abdul Kadir Karding mengatakan baiknya tagar #KaburAjaDulu diganti menjadi #AyoBekerjaDiLuarNegeri.
"Teman-teman generasi muda, gen Z dan lain sebagainya yang ingin ke luar negeri, kita ubah hashtag ini menjadi hashtag yang lebih produktif. Ayo kita bekerja di luar negeri saja. Sehingga selain kita mendapatkan keinginan kita, ingin mencoba merantau di luar negeri, tapi juga kita bisa membantu negara kita dengan remitansi yang masuk dari luar negeri," ujarnya di kantornya, Rabu (17/2).
Menurutnya, potensi tenaga kerja yang cukup besar sebaiknya dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan bursa kerja dunia.
"Jadi, saya kira hashtag kabur aja dulu ini, kita sebagai pemerintah harus melihat ini sebagai masukan kemudian aspirasi yang harus memacu kita, memotivasi kita untuk bekerja lebih baik, membangun lebih baik," tuturnya.
Adapun, potensi pekerjaan sepanjang tahun 2024 mencapai 1,3 juta. Namun, hanya terpenuhi sekitar 297 ribu. Sementara itu, di Jepang permintaan tahun ini 100-200 ribu. Sedangkan di Arab permintaannya 200-300 ribu.
"Belum lagi Hong Kong, Taiwan, belum lagi Eropa. Eropa juga sudah mulai banyak yang meminta kepada kita. Jadi silakan memilih mau ke negara mana, pesan kami satu kuasa bahasa, perbaiki mental, skill-nya yang bagus, dan kemudian juga niatan untuk berangkat harus terdaftar secara baik," ungkapnya.
Ia mengingatkan pada masyarakat yang ingin mengikuti tren tersebut untuk mempertimbangkan berbagai hal. Sebab, bekerja di luar negeri itu juga tidak semudah yang dibayangkan. Perlu dibekali dengan kemampuan yang baik.
"Sehingga saya berharap teman-teman yang ingin kabur ke luar negeri ada baiknya melengkapi diri dengan skill yang baik, penguasaan bahasa yang baik, lalu mental yang kuat," sebutnya.
Selain itu, ia berpesan memutuskan bekerja ke luar negeri harus dengan prosedur yang sudah ada di negara. "Nah, karena ini menyangkut perlindungan, negara ini wajib melindungi seluruh warganya, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja di luar negeri, hanya dengan cara data, kita punya datanya," sebutnya.
"Jadi sehingga ketika dia keluar maka kita berharap semua terdata dengan baik, sehingga kita tahu posisinya dan sedang bekerja apa dan sebagainya," pungkasnya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Polemik THR Ojol Hingga Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank BUMN
Next Article Video: Data Ini Jadi Bukti Hidup Warga RI Kian Sulit, Apa Sebabnya?