Harianjogja.com, SUKOHARJO—Sebanyak 59 kasus baru HIV/AIDS ditemukan di Kabupaten Sukoharjo hingga September 2025. Dari jumlah tersebut, penularan didominasi dari kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) yang tercatat sebanyak 16 kasus.
Tren penularan HIV/AIDS yang didominasi kelompok LSL dipengaruhi aktivitas grup media sosial yang mengandung unsur perilaku penyimpangan seksual. Grup di Facebook yang mengarah pada perilaku LSL menjadi sorotan publik pada akhir September lalu. Grup tersebut memiliki ribuan anggota.
Koordinator Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, Garis Subandi, mengatakan LSL merupakan salah satu kelompok masyarakat dengan risiko tinggi penularan HIV/AIDS. Kasus baru HIV/AIDS ditemukan saat kelompok masyarakat risiko tinggi menjalani voluntary counselling test (VCT) di rumah sakit atau puskesmas.
“Hingga akhir September, ada 816 orang dari kelompok LSL yang menjalani VCT di puskesmas dan rumah sakit. Hasilnya, 16 orang positif terinfeksi HIV," katanya Sabtu (8/11/2025).
Angka temuan itu paling tinggi dibanding kelompok masyarakat berisiko tinggi lainnya seperti pekerja seks, pemakai narkotika hingga waria. Kondisi ini tak lepas dari grup medsos penyuka sesama jenis di Solo yang mencuat pada beberapa bulan lalu.
"Apalagi, Sukoharjo dengan Kota Solo beririsan baik jarak maupun karakter masyarakatnya,” ujarnya.
Setelah kelompok LSL, kasus baru HIV/AIDS tertinggi berasal dari kelompok pasien infeksi menular seksual (IMS) sebanyak 10 orang, dan pasien tuberkulosis (TBC) sebanyak sembilan orang.
“Kelompok LSL cenderung tertutup dan eksklusif. Ini menjadi kendala dan tantangan dalam meningkatkan cakupan VCT terhadap kelompok LSL,” ucapnya.
Menurutnya, kasus baru HIV/AIDS terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Grogol sebanyak 17 kasus, disusul Kecamatan Sukoharjo 12 kasus, dan Kecamatan Kartasura 11 kasus.
Para pengidap baru HIV/AIDS berasal dari berbagai profesi, seperti karyawan, wiraswasta, dan mahasiswa. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjalani pengobatan antiretroviral (ARV) guna menekan jumlah virus di dalam tubuh.
“Target sasaran peningkatan cakupan VCT adalah ibu hamil dengan usia kandungan tiga bulan, pasien TBC, pasien IMS, pekerja seks, waria, pemakai jarum suntik narkotika, dan LSL,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Espos


















































