Jepang hingga Eropa Lirik 33 Proyek Olah Sampah PSEL, Termasuk di DIY

2 hours ago 2

Jepang hingga Eropa Lirik 33 Proyek Olah Sampah PSEL, Termasuk di DIY Foto ilustrasi Waste to Energy. / Freepik

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim Jepang, China, dan Eropa telah menawarkan teknologi untuk proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) atau pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, satu dari ketiga negara itu berpotensi menjadi vendor teknologi dalam proyek PSEL di Tanah Air.

"Untuk mitra teknologi PSEL, kami kan juga sudah melakukan identifikasi. Jadi untuk identifikasi yang kami lakukan, ini berdasarkan vendor teknologi. Ini ada dari Jepang, itu ada dari Eropa, dan juga dari China," kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM dikutip Sabtu (8/11/2025).

Saat ini BPI Danantara tengah mengidentifikasi mitra teknologi yang sesuai. Hal ini dilakukan agar proyek PLTSa berjalan lebih efisien. Danantara juga bakal ikut membiayai 33 proyek PLTSa melalui dana Patriot Bond. Terlebih, proyek pembangunan 33 PSEL itu merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.

Yuliot pun mengatakan Jepang, China, dan Eropa telah memiliki pengalaman dalam pengembangan teknologi pengolahan sampah menjadi energi. Oleh karena itu, kemitraan dengan negara-negara tersebut dinilai menjanjikan.

"Dan juga kita melihat dari sisi ekosistem teknologinya sendiri, bagaimana juga bisa transfer teknologi dilakukan oleh badan usaha ke perusahaan-perusahaan mitra di Indonesia, termasuk Danantara," ujarnya.

Dari total 33 rencana proyek, PSEL akan dimulai terlebih dahulu di tujuh kota, yakni Bali, DIY, Bogor Raya, Tangerang Raya, Kota Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.

PT Danantara Investment Management (Persero) pun telah memulai proses tender proyek waste-to-energy (WTE) di tujuh kota itu pada 6 November 2025 dengan melibatkan 24 perusahaan global.

Managing Director Investment Danantara Investment Management Stefanus Ade Hadiwidjaja menjelaskan bahwa Danantara telah menuntaskan proses Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) batch pertama yang berisi 24 perusahaan global berpengalaman di sektor pengelolaan sampah menjadi energi.

“Dari tujuh kota ini, kalau semua sudah siap, tanggal 6 November kami akan mulai tender. Kalau tidak ya kami mulai dengan berapa pun yang menurut kami memang lahannya sudah siap dan sampahnya cukup,” ujar Stefanus saat ditemui awak media di Wisma Danantara, Jakarta, Senin (3/11/2025).

Stefanus mengatakan bahwa Danantara mencatat minat yang sangat besar dari pelaku industri global untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Sejak sebulan lalu, perseroan telah membuka proses pendaftaran DPT. Berdasarkan data Danantara, sebanyak 24 perusahaan internasional telah lolos seleksi batch pertama.

Adapun, daftar 24 perusahaan tersebut meliputi nama-nama besar seperti Mitsubishi Heavy Industries Environmental & Chemical Engineering, ITOCHU Corporation, Veolia Environmental Services Asia, China Everbright Environment Group, hingga Chongqing Sanfeng Environment Group.

Setiap DPT juga diwajibkan membentuk konsorsium dengan mitra lokal, baik dari swasta, BUMN, maupun BUMD. Langkah ini bertujuan mendorong transfer teknologi dan memperkuat kapasitas nasional di bidang pengelolaan limbah.

Batch pertama proyek ini akan melibatkan tujuh kota yang disebutkan dalam peraturan pemerintah, antara lain Bogor, Denpasar, Jakarta, Semarang, dan Makassar. Seluruh peserta DPT akan mengikuti tender serentak untuk menentukan konsorsium pemenang di masing-masing kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|