Jakarta, CNBC Indonesia - Kecelakaan fatal pesawat terbang kembali terjadi. Pada Minggu, pesawat Jeju Air penerbangan 2216 mengalami insiden pendaratan tanpa roda di Bandara Muan, Korsel setelah penerbangan dari Bangkok, Thailand.
Nampak video menggambarkan bagaimana pesawat itu tak dapat berhenti hingga menabrak sebuah tembok yang akhirnya membuat badan pesawat hancur terbakar. Sebanyak 179 dari 181 penumpang tewas akibat insiden ini.
Berikut sejumlah fakta yang meliputi insiden jatuhnya pesawat tipe Boeing 737-800 itu dikutip dari berbagai sumber, diangkum Selasa (31/12/2024).
1. Kronologi
Kecelakaan Jeju Air terjadi pukul 09.00 pagi waktu setempat. Mengutip laman The Korea Herald awalnya maskapai berbiaya rendah itu diperingatkan petugas menara kontrol akan ada serangan burung.
Ini terjadi kala pesawat berusaha melakukan pendaratan awal, tak lama setelah pukul 09.00. Pilot sempat mengeluarkan peringatan "mayday".
Tak lama setelahnya pesawat itu mencoba mendarat lagi. Kemudian, komando lalu lintas udara memberikan izin bagi pesawat untuk mendarat dari arah yang berlawanan.
Video menunjukkan bagaimana pesawat itu mencoba "pendaratan miring" tanpa roda pendaratan yang diaktifkan. Rekaman video yang dramatis menunjukkan pesawat itu meluncur di sepanjang landasan pacu dengan asap mengepul.
Kecepatan yang tak bisa dikendalikan membuat pesawat ke luar landasan. Pesawat kemudian menabrak dinding di ujung dan terbakar.
"Mendengar ledakan keras diikuti oleh serangkaian ledakan," tulis Yonhap mengutip saksi.
2. Penyebab
Sebagaimana dijelaskan, penyelidikan masih terus dilakukan. Tetapi para pejabat menduga kecelakaan itu mungkin disebabkan oleh serangan burung dan kondisi cuaca buruk.
Mengutip Yonhap, seorang saksi mata yang sedang memancing di dekat bandara saat kejadian, mengaku melihat kawanan burung yang bertabrakan dengan pesawat. Burung tersebut diduga tersedot ke dalam mesin pesawat sehingga menimbulkan api.
"Saat pesawat itu mendarat di landasan pacu, itu menabrak sekawanan burung yang terbang dari arah berlawanan," kata saksi bernama Jung.
"Saya mendengar dua atau tiga ledakan seakan burung tersedot ke dalam mesin sebelum api terlihat dari mesin sebelah kanan," tambahnya.
Saksi mata lain bernama Kim Yeong-cheol menyebut pesawat Jeju Air tersebut sempat berputar-putar sebelum kecelakaan. Ia mengaku mendengar suara "goresan logam" sekitar lima menit sebelum kecelakaan.
"Saya bilang ke keluarga saya ada masalah dengan pesawat itu sebelum saya mendengar ledakan yang keras," tambah saksi ketiga Yoo Jae-yong mengaku melihat percikan api dari sisi kanan pesawat sebelum mendarat.
Mengutip HKFP, beberapa analis sempat menyebut landasan pacu yang pendek sebagai alasan lain. Namun seorang pejabat mengatakan hal itu kemungkinan bukan faktor penyebabnya.
"Landasan pacu itu panjangnya 2.800 meter, dan pesawat berukuran serupa telah beroperasi di sana tanpa masalah," katanya.
3. Serangan Burung?
Kemungkinan tabrakan pesawat dengan burung sebenarnya kerap terjadi. Peristiwa ini sangat umum terjadi di Inggris dengan lebih dari 1.400 kasus tabrakan burung yang dilaporkan pada tahun 2022.
Namun hanya sekitar 100 di antaranya yang memengaruhi pesawat. Ini merujuk ke data Otoritas Penerbangan Sipil Inggris.
Menurut badan PBB Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), tabrakan burung memang dapat membahayakan keselamatan pesawat terbang dan jet sangat rentan terhadap kehilangan daya jika burung terhisap ke dalam saluran masuk udara.
Pada tahun 2009, Airbus A320 milik US Airways jatuh di Sungai Hudson, New York, setelah burung menabrak kedua mesinnya, dalam insiden yang dikenal luas sebagai "Keajaiban di Sungai Hudson" karena tidak ada korban jiwa.
4. Kata Plt Presiden Korsel
Pelaksana tugas (Plt) Presiden Korea Selatan (Korsel), Choi Sang Mok, memerintahkan otoritas berwenang untuk melakukan penyelidikan terhadap pesawat Boeing 737-800. Hal ini terjadi setelah insiden kecelakaan Jeju Air kemarin yang menewaskan 179 orang.
Dalam pernyataannya, Choi memerintahkan agar investigasi menyeluruh terhadap penyebab kecelakaan segera dilakukan. Ia juga menyebut pemerintah akan melakukan 'segala upaya' untuk mengidentifikasi korban dan membantu keluarga yang ditinggalkan.
"Korsel juga akan melakukan inspeksi keselamatan mendesak terhadap keseluruhan sistem operasi pesawat untuk mencegah bencana penerbangan di masa mendatang," ucap plt presiden yang baru menjabat hari Jumat lalu itu dikutip AFP.
5. Kata Jeju Air
Maskapai Jeju Air mengatakan pihaknya "dengan tulus" meminta maaf. Para pejabat tinggi maskapai tersebut bahkan terlihat membungkuk dalam-dalam pada konferensi pers di Seoul.
"Penerbangan Jeju Air lainnya yang menggunakan model pesawat yang sama mengalami kerusakan yang terkait dengan roda pendaratan dan terpaksa kembali ke Bandara Internasional Gimpo di Seoul tak lama setelah lepas landas pada hari Senin," kata maskapai tersebut.
6. Kekecewaan Ahli
Sementara itu, banyak kritik dari para ahli yang menganalisis rekaman video pendaratan Jeju Air 2216 itu. Profesor Ilmu Penerbangan di Universitas Silla dan mantan pilot, Kim Kwang Ill, mengaku 'sangat kesal' dengan adanya tembok di ujung landasan yang ditabrak oleh Jeju Air saat gagal mendarat.
"Seharusnya tidak ada struktur yang kokoh di area itu sama sekali. Biasanya, di ujung landasan pacu, tidak ada penghalang yang kokoh seperti itu. Itu melanggar standar keselamatan penerbangan internasional," ujarnya.
"Di luar bandara, biasanya hanya ada pagar yang lunak dan tidak akan menyebabkan kerusakan yang berarti. Pesawat bisa saja tergelincir lebih jauh dan berhenti secara alami. Struktur yang tidak perlu ini sangat disesalkan," tambahnya.
7.Boeing Buka Suara
Raksasa pembuat pesawat Amerika Serikat (AS), Boeing, akhirnya memberi respons soal kecelakaan maskapai penerbangan Jeju Air di Bandara Internasional Muan. Peristiwa yang melibatkan jet produksinya Boeing 737-800.
Dalam sebuah pernyataan yang dimuat laman Newsweek, Boeing mengatakan pihaknya telah menghubungi Jeju Air. Boeing, tambahnya, siap mendukung maskapai tersebut.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, dan pikiran kami tetap bersama para penumpang dan awak," bunyi pernyataan itu.
Perlu diketahui, pesawat Boeing telah terlibat dalam serangkaian insiden kontrol kualitas yang menjadi berita utama di seluruh dunia. Salah satunya ledakan sumbat pintu di udara pada penerbangan Alaska Airlines pada Januari 2024.
Lebih dari 100 pelapor telah membuat tuduhan tentang praktik keselamatan produsen pesawat yang berbasis di Virginia tersebut. Hal itu mengakibatkan penyelidikan dan tindakan hukum yang sedang berlangsung.
8.Jeju Air Lain Gagal Landing
Sementara itu sebuah penerbangan Jeju Air di Korsel diketahui mengalami masalah roda pendaratan, Senin. Ini merupakan kasus sama seperti pesawat yang kecelakaan sehari sebelumnya.
Melansir Yonhap, penerbangan Jeju Air 7C101, yang berangkat dari Bandara Internasional Gimpo menuju Jeju pada pukul 6:37 pagi waktu setempat, mendeteksi masalah dengan roda pendaratannya tak lama setelah lepas landas.
Maskapai penerbangan memberi tahu 161 penumpang tentang kerusakan mekanis yang disebabkan oleh masalah roda pendaratan dan kemudian mengembalikan penerbangan ke Gimpo pada pukul 7:25 pagi.
Roda pendaratan adalah perangkat penting yang berhubungan langsung dengan keselamatan penerbangan, memastikan lepas landas dan pendaratan yang aman sekaligus mengurangi dampak selama pendaratan darurat.
9.Pesan Terakhir Penumpang
Kantor berita News1 Korea mengungkapkan isi pesan teks seorang korban pesawat nahas Jeju Air, yang tergelincir dan meledak di Bandara Internasional Muan. Penumpang itu mengirimkan pesan teks kepada anggota keluarganya.
Isinya ialah ia mengatakan ada seekor burung yang tersangkut di sayap pesawat. Ia menghubungi keluarga untuk mengatakan kata perpisahan.
"Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?" sebagaimana dilansir The Times of India.
Dikutip dari akun Tiktok kimchimeambo2 sebuah isi pesan penumpang lain juga terungkap. Tulisan dari huruf Korea (Hangeul) itu menunjukkan bagaimana pesawat tak bisa mendarat dan betapa anak itu mencintai ibunya.
"Mama. Katanya ada burung yang menyerang di mesin pesawat. Sepertinya tidak bisa landing," ujar pesan itu.
"Tiba-tiba mereka (awak pesawat) menyuruhku menelepon," tulisnya lagi.
"Karena mama tidak angkat, aku kirim chat mama. Aku mencintaimu," tutup pesan terakhir itu.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Parlemen Makzulkan Presiden Sementara Korsel
Next Article Penyebab Kecelakaan Jeju Air: Roda Pesawat Diduga Tak Berfungsi