Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu resolusi yang diimpikan oleh anak muda generasi Z adalah memiliki rumah pertama, baik untuk investasi atau tempat tinggal. Lantas apa tips membeli properti di usia muda?
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Jakpat pada 2023, terungkap sebanyak 76% generasi Z ingin membeli properti sebagai investasi.
Selain itu, 43% Gen Z dalam survey mengungkapkan keinginan untuk membeli properti karena harga yang semakin mahal. Setelahnya, sebesar 40% Gen Z mengungkapkan ketertarikan membeli properti untuk tempat tinggal.
Sebagai informasi, riset tersebut disebarkan kepada Panel Jakpat Online dan melibatkan 1.194 responden, melalui aplikasi seluler Jakpat.Proses pengumpulan data berlangsung pada tanggal 22 dan 23 Mei 2023. Margin of error riset ditetapkan sebesar 5%.
Simak 5 tips bagi anak muda yang ingin membeli properti baik untuk investasi maupun tempat tinggal sebagai berikut:
1. Perhatikan kondisi kesehatan keuangan
Sebelum membeli properti ada baiknya mengenal profil keuangan sendiri dahulu. Sebab membeli properti adalah barang dengan komitmen besar.
Misalkan jika memilih properti dengan cash atau misalnya mewarisi rumah dari orang tua, diperlukan biaya bulanan untuk membayar Iuran Pemeliharaan Lingkungan, pemeliharaan rumah, hingga listrik dan air.
Atau jika membeli properti dengan program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tentu saja harus menyiapkan dana setiap bulan untuk membayar cicilan.
Selain dana yang harus tersedia untuk cicilan, perlu dihitung juga rasio utang terhadap pengeluaran. Rasio utang maksimal untuk tiap individu adalah 20% hingga 25% dari total pengeluaran.
2. Tentukan Rumah Sesuai Kantong
Nah, penting banget nih untuk memilih rumah sesuai dengan kantong. Sebab akan memengaruhi cashflow atau tabungan pribadi.
Biasanya marketing atau agen properti akan menghitung dulu debt burden ratio, apa tuh?
DBR adalah rasio kemampuan debitur dalam melunasi utang ke bank yang memberikan KPR. Cara menghitung DBR adalah menghitung jumlah cicilan serta utang yang dimiliki dan dibandingkan dengan total pengeluaran.
Misalkan memiliki utang senilai Rp2.000.000 dari total pengeluaran per bulan Rp10.000.000, maka DBR senilai 20%. Jika tambah cicilan properti Rp1.000.000 per bulan maka nantinya DBR sebesar 30%. Biasanya bagi bank atau properti DBR 30% masih kategori aman.
Meskipun demikian, idealnya dalam mengatur finansial, rasio utang 30% sudah cukup rawan. Sehingga sebaiknya mempertimbangkan kembali pembelian rumah.
3. Perhatikan Kondisi Bangunan dan Legalitas
Seorang spesialis marketing Lamudi , platform jual beli properti online, mengatakan salah satu tips membeli properti adalah mengecek kondisi bangunan.
"Tips untuk memilih hunian pertama adalah ketahui kondisi bangunan," ujar staff Lamudi yang tidak ingin disebutkan namanya kepada CNBC Indonesia pada Senin (30/12/2024).
Ia juga mengatakan bahwa penting untuk mengecek legalitas agar tidak tersangkut masalah di kemudian hari yang dapat menyusahkan pemilik properti.
Perlu dilakukan pengecekan secara mendetail soal ekosistem properti yang sudah terbangun, rancangan ke depan, rancangan bangunan, hingga kondisi lingkungan sekitar.
Lamudi sendiri adalah perusahaan PropTech terbesar di Indonesia yang menghadirkan solusi menyeluruh agar semua dapat memasarkan, menyewa, menjual, membeli, dan membiayai propertinya.
4. Bagi Pasangan Muda Bisa Lakukan Joint Income
Menurutnya saat ini banyak pasangan muda yang memiliki keinginan untuk memiliki hunian pertama, caranya adalah dengan joint income.
"Banyak kok pasangan muda joint income buat beli rumah pertama," ungkapnya.
Joint income adalah metode penggabungan pendapatan untuk mengajukan pinjaman seperti KPR. Dalam joint income, dua atau lebih pihak menggabungkan pendapatan mereka untuk memenuhi syarat kelayakan pinjaman.
Joint income KPR dapat menjadi pilihan yang populer bagi pasangan suami istri atau keluarga yang ingin membeli rumah bersama. Dengan joint income, bank atau lembaga keuangan akan menilai kemampuan
membayar KPR lebih tinggi, sehingga kemungkinan pengajuan KPR diterima lebih besar. Selain itu, joint income juga memungkinkan akses ke jumlah pinjaman yang lebih besar.
5. Beli Properti untuk Investasi dengan Prospek Aman
Jika ingin membeli properti untuk investasi, ada baiknya membeli dengan prospek lingkungan yang aman. Artinya, aman karena developer yang terpercaya dan aman dari sengketa di kemudian hari.
Caranya adalah dengan mengecek latar belakang pengembang dan juga legalitas properti yang akan dibeli.
Dalam membeli properti di era digital bisa dengan mudah dilakukan secara online, seperti lewat aplikasi Lamudi yang juga menyediakan informasi mengenai developer.
Konsep investasi properti memungkinkan investor memperoleh pendapatan pasif serta potensi apresiasi nilai dengan modal awal.
Ada juga inovasi terbaru investasi properti dengan kepemilikan bersama, seperti lewat Zadahouse.
Platform online seperti Zadahouse dirilis bertujuan menjawab kebutuhan masyarakat akan akses properti yang lebih inklusif, terutama bagi mereka yang ingin memulai investasi tanpa terbebani modal besar.
"Peluncuran Zadahouse adalah bentuk respons terhadap meningkatnya permintaan investasi properti yang fleksibel dan transparan. Kami berkomitmen untuk membuka akses lebih luas ke sektor properti bagi berbagai lapisan masyarakat," ujar Arie Rizal, CEO Zadahouse, dikutip dalam laman Zadahouse.id.
Platform properti menawarkan transparansi dan kemudahan akses sebagai keunggulan utama.
Dengan fitur digital yang ramah pengguna, Zadahouse memberikan pengalaman investasi yang mudah dan inklusif. Calon pembelu hanya perlu memilih properti yang tersedia, menentukan jumlah kepemilikan yang ingin diinvestasikan, dan menyelesaikan transaksi secara digital. Setelah itu, investor dapat memantau perkembangan aset dan pendapatan mereka melalui dashboard yang disediakan.
(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Beli Rumah & Kendaraan Pakai DP 0%, Simak Tipsnya!
Next Article Mau Beli Rumah? Yuk Pahami Beda PPJB & AJB Biar Semuanya Aman