Jakarta, CNBC Indonesia — Emiten terafiliasi Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) bersiap memperluas lini bisnisnya. Perseroan yang dikenal dengan merek Surge ini berencana menambah tiga kegiatan usaha baru.
Langkah ini tertuang dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). WIFI akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menambahkan tiga Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) baru, yakni perdagangan besar peralatan telekomunikasi, aktivitas telekomunikasi tanpa kabel, serta aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi mesin dan peralatan lainnya.
Mengutip keterbukaan informasi, Selasa (21/10/2025), hasil kajian KJPP Syarif Endang & Rekan selaku penilai independen menyebutkan rencana ekspansi tersebut layak dijalankan dari sisi finansial, teknis, maupun manajerial.
Dalam simulasi bisnisnya, aktivitas telekomunikasi tanpa kabel diproyeksikan menghasilkan nilai kini bersih (NPV) sebesar Rp9,67 triliun dengan tingkat pengembalian internal (IRR) mencapai 58,66%. Sementara itu, periode pengembalian investasi (payback period) diperkirakan sekitar 4 tahun 3 bulan.
"Rencana penambahan kegiatan usaha ini sejalan dengan strategi perseroan memperkuat infrastruktur digital dan jaringan konektivitas di Indonesia," tulis manajemen WIFI dalam keterbukaan informasi.
Selama ini Surge dikenal mengelola jaringan serat optik yang membentang di sepanjang jalur kereta api dan wilayah perkotaan. Dengan penambahan bidang usaha ini, perusahaan berharap dapat mengintegrasikan layanan konektivitas nirkabel, distribusi perangkat telekomunikasi, serta penyewaan alat pendukung jaringan untuk memperluas jangkauan layanan.
Adapun sebelumnya WIFI memenangkan lelang pita frekuensi 1.4GHzBWA Region 1 (Pulau Jawa, Papua & Maluku) dengan nilai penawaran Rp403,76 miliar. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (SURGE) Yune Marketatmo menyatakan, region 1 ini mewakili lebih dari 60 % populasi Indonesia. Dengan backbone fiber kami yang sudah terhubung di Pulau Jawa, biaya investasi per pelanggan dapat ditekan secara signifikan.
"Ini adalah langkah strategis untuk memperluas konektivitas digital kecepatan tinggi dengan harga terjangkau di Pulau Jawa hingga Papua dan Maluku dengan efisiensi maksimal," jelas Yune dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, (16/10/2025).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Emiten Teknologi Hashim (WIFI) Mau Bagi Dividen Rp 4,7 Miliar