Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo masih optimis arus lalu lintas peti kemas bisa tumbuh tahun ini meski ada kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump. Presiden Direktur Pelabuhan Indonesia, Arif Suhartono mengatakan, kebijakan Trump masih bisa berubah. Sehingga potensi lalu lintas peti kemas masih akan sangat ramai di 2025.
"Diskusi tentang tarif saya kira terlalu awal, karena saya pikir Trump bisa saja berubah pikiran," kata Arif di acara Indonesia Maritime Week (IMW) 2025, Senin, (26/5/2025).
Seperti diketahui, kebijakan tarif Trump memiliki dampak yang signifikan pada terminal petikemas di Indonesia. Penerapan tarif resiprokal sebesar 32% oleh Amerika Serikat berpotensi menurunkan daya saing ekspor Indonesia di pasar AS, sehingga menyebabkan penurunan permintaan
Arif mengatakan, untuk lalu lintas peti kemas di Pelindo tahun lalu 52% dometik sisanya internasional. Sementara sampai April 2025 arus lalu lintas peti kemas terus meningkat hingga 11% di Jakarta, dan nasional 5%.
Arif pun mengakui kalau AS merupakan tujuan ekspor Indonesia terbesar kedua sebanyak 10%. Sehingga jika AS mengenakan tarif tambahan, maka kargo tak kompetitif.
Untuk itu ia pun berharap program hilirisasi pemerintah terus berjalan, sehingga menciptakan dampak lain yang dapat memperbesar tingkat arus lalu lintas peti kemas.
Selain itu, Pelindo juga akan memperkuat kerja sama atau kemitraan baik secara domestik maupun global untuk mendorong bisnis peti kemas di pelabuhan.
"Kita melakukan upaya untuk peti kemas logistik dan memastikan setelah memilki spesialisasi layanan lebih baik saya rasa masuk ke kemitraan global, kerjasama global dengan beberapa pelabuhan, seperti TJ priok kita kerjsama arjitsen, koja, mitsui, BSE, dan terbuka untuk kemitraan global shiping line operator pelabuhan," terangnya.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pelindo Catat Lonjakan Traffic di Tengah Sinyal Damai China-AS
Next Article Video: Indonesia Maritime Week 2025 Dorong Investasi & Konektivitas