Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mewacanakan kenaikan harga Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) khusus untuk industri yang saat ini berlaku US$ 6 per MMBTU. Kebijakan ini menjadi perhatian pelaku usaha di bidang manufaktur, utamanya pengguna gas industri seperti pabrik keramik.
"Selama win-win kami ngga keberatan. Yang kami harapkan kenaikan harga gas ke US$7 harus disertai suplai gas yang 100% sesuai dengan volume gas di dalam Kepmen, jangan sampai naik ke US$7 tapi di lapangan masih dibatasi pemanfaatan gasnya," kata Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/1/2025).
Adanya HGBT dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, namun tidak sepenuhnya distribusi ini mulus. Misalnya pada 2024 industri di Jawa bagian barat dibatasi kuota pemakaian HGBT sebanyak 60-70%, yang tidak mendapat harus membayar dengan harga US$ 13,28. Ia memberi bocoran bahwa kuotanya bakal sedikit.
"Kami dapat info di Januari-Maret ini dibatasi hanya untuk 45%, sedangkan sisa 55% pabrik lainnya harus bayar senilai US$ 16,77 average industri bayar gas sekitar US$ 12, angka ini ngga berdaya saing," kata Edy.
Padahal industri dalam negeri sudah mendapatkan manfaat dari adanya HGBT, misalnya industri keramik setelah mendapat HGBT di 2020 dalam perjalanan ada beberapa multiplier effect.
"Sebelum HGBT di 2014-2020, industri keramik stagnan utilisasinya di angka 50-60%, setelah ada HGBT meski Covid di 2020-21 utilisasi naik 2021 di 75%, tahun 2022 jadi peak di 78%, 2023 di 70% tahun lalu 66%, jadi overall utilisasi naik," kata Edy.
Industri juga naik masuk zona ekspansif sepanjang 2020-2024, masuk investasi baru sebesar Rp 20-23 triliun yang berdampak pada penambahan kapasitas produksi sebesar 90 juta m2 per tahun hingga penyerapan tenaga kerja sebanyak 10-15 orang. Tidak ketinggalan terjadi peningkatan pajak sepanjang 2020-2023, dari Rp 1,7 triliun jadi Rp 2,6 triliun
"HGBT jadi game changer karena komponen biaya produksi 30% di gas. Berkaitan HGBT terima kasih ke Presiden Prabowo untuk memperpanjang sektor industri di mana keramik salah satunya," sebut Edy.
Adapun pemerintah sudah menyepakati untuk memperpanjang kebijakan HGBT khusus untuk industri. Namun bisa dipastikan, HGBT yang akan berlaku mengalami kenaikan, bukan lagi US$6 per MMBTU.
"HGBT masih kita simulasikan, tapi pada prinsipnya itu diperpanjang. Namun harga HBGT nya ada penyesuaian. Bukan US$ 6, kenapa? karena harga gas bumi lagi naik," ungkap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia usai Sidang Kabinet Paripurna, Rabu (22/1/2025).
Dalam rancangan pemerintah, kemungkinan gas yang dipakai untuk energi besar kurang lebih sekitar US$ 7 per MMBTU. "Tapi untuk yang bahan bakunya di bawah US$ 7 per MMBTU," jelas Bahlil.
Hanya saja dia belum bisa memastikan pasti dari HGBT yang akan diberikan, namun dia mengisyaratkan, HGBT yang akan berlaku sekitar US$ 6,5 per MMBTU. "Ya sekitar itu (US$ 6,5 per MMBTU," jelasnya.
Sebelumnya terdapat 7 industri yang menikmati HGBT dari pemerintah. Bahlil meyakini, industri penikmat HGBT akan diperluas lagi. "Pernah diminta (diperluas) tapi kita lagi menghitung tentang antara produksi dan permintaan dalam negeri kita. Untuk itu 7 sektor udah final," kata Bahlil.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tok! Harga Gas Murah Industri Diperpanjang
Next Article Bahlil "Tendang" 12 Perusahaan dari Daftar Penerima Gas Murah Industri