REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TAMIANG — Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang memastikan akses transportasi antarwilayah di daerah itu kembali terbuka setelah hampir satu pekan terputus akibat banjir yang merendam permukiman warga dan fasilitas umum. Konektivitas yang mulai pulih membuka jalur distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak.
Kembalinya akses jalan memungkinkan bantuan pangan dan layanan kesehatan menjangkau masyarakat yang sebelumnya terisolasi. Aktivitas warga pun perlahan bergerak, mulai dari membersihkan rumah hingga memulihkan lingkungan sekitar yang sempat terendam banjir.
Wakil Bupati Aceh Tamiang Ismail menyampaikan seluruh wilayah terdampak kini sudah terhubung, meski beberapa desa terpencil masih mengandalkan kendaraan roda dua. “Alhamdulillah, seluruh warga Tamiang sudah bisa kita antar bantuan makanan. Tidak ada yang terisolasi, walaupun belum sempurna. Kami terus berupaya agar rakyat tidak lapar,” kata Ismail, Jumat (26/12/2025).
Selama akses terputus, warga bertahan dengan keterbatasan pangan dan perlengkapan dasar. Seiring jalur distribusi kembali terbuka, masyarakat mulai menerima pasokan bahan pokok dan obat-obatan untuk menunjang kebutuhan harian sekaligus mencegah gangguan kesehatan pascabanjir.
Di tengah proses pemulihan tersebut, Holding Industri Pertambangan MIND ID menyalurkan tiga truk bantuan berisi sekitar 100.000 item kebutuhan masyarakat. Bantuan meliputi vitamin, obat-obatan, serta perlengkapan dasar yang difokuskan untuk wilayah Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.
Koordinator Posko Paya Awe Akhiruddin menceritakan dampak banjir yang sempat merendam desanya hingga setinggi dua meter. “Kami hanya bisa mengungsi di balai pengajian. Tidak ada makanan sama sekali, bahkan untuk anak-anak. Dampaknya bagi kami seperti tsunami kedua,” ujarnya.
Distribusi bantuan tersebut turut membantu warga kembali ke rumah masing-masing. Sekitar 80 persen masyarakat dilaporkan telah meninggalkan pengungsian, meski kebutuhan dasar seperti kelambu dan perlengkapan rumah tangga masih terbatas.
MIND ID juga menggerakkan program Employee Volunteering dengan melibatkan karyawan dalam proses evakuasi, penyaluran bantuan, hingga pendampingan pemulihan masyarakat di sejumlah wilayah terdampak bencana di Sumatra. Program ini memperkuat dukungan tenaga dan pendampingan langsung di lapangan.
Corporate Secretary MIND ID Pria Utama menilai terbukanya akses transportasi memberi dampak besar bagi pemulihan psikologis dan sosial masyarakat. “Masyarakat mulai menemukan asa untuk bangkit. Semangat ini menjadi modal utama agar proses pemulihan bisa berjalan berkelanjutan,” tutur Pria.
Ia memastikan MIND ID bersama seluruh anggota grup berkomitmen melanjutkan dukungan, tidak hanya pada fase tanggap darurat, tetapi juga pada pemulihan kesehatan dan ketahanan masyarakat dalam jangka menengah. Terbukanya akses transportasi menandai fase penting pemulihan Aceh Tamiang setelah banjir.

2 hours ago
5













































