Kemenpora Perkuat Sport Science, Upayakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Atlet

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penguatan sport science dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi atlet menjadi perhatian serius Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir menegaskan, tanpa sport science, sistem pencarian bakat (scouting), dan perencanaan yang matang, pembangunan olahraga prestasi tidak akan berjalan optimal.

“Kita sudah mulai membangun ekosistem sport science. Tanpa itu, olahraga tidak akan sukses,” ujar Erick Thohir dalam wawancara dengan Republika.co.id, awal pekan ini.

Erick menjelaskan, Kemenpora telah mengembangkan pusat sport science nasional di Cibubur sebagai basis pembinaan atlet. Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan Kementerian Kesehatan agar rumah sakit di daerah dapat menjadi akses layanan kesehatan bagi atlet, minimal untuk pemeriksaan kesehatan dasar secara gratis.

“Kami sudah bertemu dengan Kemenkes. Harapannya rumah sakit di daerah bisa menjadi akses atlet daerah, paling tidak untuk cek kesehatan gratis. Ini penting agar kondisi atlet terpantau sejak dini,” kata Erick.

Menurutnya, perhatian negara kepada atlet tidak boleh hanya berhenti pada masa aktif bertanding. Kesehatan atlet, baik saat berprestasi maupun setelah pensiun, harus menjadi bagian dari sistem pembinaan olahraga nasional.

Selain aspek kesehatan, Kemenpora juga tengah mengupayakan penguatan pendidikan atlet. Erick mengungkapkan, pemerintah telah mendapatkan alokasi beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bagi atlet pelajar.

“Kementerian Pemuda dan Olahraga mendapatkan alokasi beasiswa LPDP bagi 100 atlet pelajar untuk mendukung pendidikan dan masa depan mereka setelah menjadi atlet,” ujar Erick.

Ia menegaskan, dukungan tersebut telah mendapatkan persetujuan Presiden Prabowo Subianto. “Bapak Presiden sudah setuju mendukung pendidikan atlet pelajar. Saya sudah kirimkan suratnya dan akan dapat 100 beasiswa untuk atlet,” kata Erick.

Kemenpora juga merencanakan penyediaan dana pensiun bagi atlet. Erick menilai, banyak atlet yang berjasa mengharumkan nama Indonesia namun menghadapi kesulitan ekonomi ketika memasuki masa tua atau setelah tidak lagi aktif bertanding.

“Perhatian kepada atlet tidak boleh berhenti setelah mereka pensiun. Banyak yang tidak memiliki penghasilan tetap per bulan,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Erick menambahkan, formula dana pensiun masih terus dikaji agar sesuai dengan karakter profesi atlet yang berbeda dengan pekerja formal. Pemerintah ingin memastikan kebijakan tersebut benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan.

Ia berharap, rangkaian kebijakan mulai dari sport science, pemeriksaan kesehatan gratis, beasiswa pendidikan, hingga dana pensiun dapat menjadi satu kesatuan ekosistem perlindungan atlet nasional.

“Ini bentuk kehadiran negara untuk para pahlawan olahraga kita, bukan hanya saat mereka juara, tetapi sepanjang perjalanan hidupnya,” kata Erick.

sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|