Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Korea Utara yang dikerahkan sejak November di wilayah perbatasan Rusia selatan, menggunakan taktik yang disebut brutal dan mendekati misi bunuh diri.
Mulai dari meledakkan granat di bawah dagu untuk menghindari penangkapan, menggunakan rekan mereka sebagai umpan drone, hingga melepas perlengkapan pelindung agar bisa bergerak lebih cepat dalam sebuah serangan.
Berdasarkan laporan dari intelijen Barat, dari jumlah 12.000 tentara Korea Utara, sekitar 4.000 diantaranya telah tewas atau terluka.
Meski demikian, Ukraina memperkirakan adanya pengiriman bala bantuan tambahan dari Pyongyang, mengingat tekanan pada militer Rusia akibat kekurangan personil.
Dalam wawancara dengan pasukan operasi khusus Ukraina, para tentara mengungkapkan pengalaman langsung mereka menghadapi pasukan Korea Utara. Mereka mengungkapkan, tentara Korea Utara yang mereka hadapi dalam pertempuran sengit tidak mau menyerah.
Dalam salah satu video yang dibagikan kepada CNN, seorang tentara Ukraina mendekati tentara Korea Utara yang terluka. Saat diperiksa, tentara tersebut berteriak dalam bahasa Korea sebelum meledakkan granat di dekat kepalanya sambil meneriakkan "Jenderal Kim Jong Un."
"Mereka menggunakan granat, yang dapat meledakkan diri sendiri," kata seorang komandan operasi khusus Ukraina dengan nama panggilan Pokemon, dikutip dari CNN Internasional, Selasa (28/1/2025).
"Mereka terus maju hingga netralisasi total," lanjutnya, menambahkan bahwa para tentara tersebut tidak siap menghadapi kenyataan perang modern di Ukraina, di mana drone dan perang parit menjadi penentu utama.
Tentara Korea Masih Gunakan Taktik Lama
Tentara Korea Utara dikabarkan masih mengandalkan taktik serangan massal frontal, meskipun menghadapi kerugian besar di medan perang.
Laporan ini menunjukkan bahwa strategi tersebut dilakukan berulang kali di lokasi yang sama, menunjukkan pendekatan yang dianggap cara lama dalam konflik modern.
Menurut Komandan Amur, beberapa tentara Korea Utara bahkan melepas helm dan pelindung tubuh mereka demi meningkatkan mobilitas. "Mereka sangat gesit dan sulit ditangkap, bahkan dengan bantuan drone," ungkapnya.
Tidak hanya itu, taktik lain yang digunakan termasuk menanam ranjau anti tank di jalur pergerakan dan menghancurkan tempat perlindungan atau kendaraan dengan peluncur granat.
Perlengkapan militer yang ditemukan dari tentara yang gugur menunjukkan fokus mereka pada pertempuran. Barang-barang tersebut meliputi tas ransel berisi amunisi, botol kecil air, dan kebutuhan minimum lainnya.
Tanda Keterlibatan Korea Utara
Awal bulan ini, Ukraina menangkap dua tentara Korea Utara dan merilis video mereka sebagai bukti dukungan militer Pyongyang kepada Moskow.
DNA yang diambil dari tentara yang tewas menunjukkan mereka berasal dari Asia Timur, memperkuat indikasi keterlibatan Korea Utara.
Beberapa catatan yang ditemukan di tubuh tentara menunjukkan sumpah setia kepada Kim Jong Un, serta penghinaan terhadap Ukraina. Salah satu catatan berbunyi: "Palu kematian akan menghancurkan sampah boneka. Kemenangan tak terelakkan sudah dekat," tulis catatan tersebut.
Dokumen lain berisi taktik melawan drone, termasuk menggunakan tentara sebagai umpan. "Saat drone terlihat, satu orang harus memancingnya, sementara dua lainnya menembak," tulisnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Korea Utara Uji Coba Rudal Jelajah Besar-besaran
Next Article Diam-diam! Pasukan Korut Muncul di Wilayah Perbatasan Rusia-Ukraina